END

1.2K 127 33
                                    

Ketukan pantofel yang terdengar seisi ruangan tak berhasil meredam degupan jantung lelaki yang kini telah bersetelkan rapi dengan tuxedo mewah yang melekat pada tubuh gagahnya.

Langkahnya kesana kemari tak beraturan. Sayang sekali aura wajah tampan itu harus tertutup dengan ekspresi penuh ketegangan. Bibir tebalnya ia gigit kuat guna menghentikan getaran gigi layaknya orang yang terkena hiportemia.

Bagaimana tidak, ini adalah hari dimana ia akan mengikat janji suci dengan seorang gadis yang tak pernah ia sangka-sangka akan menjadi istrinya di hadapan tuhan.

Ia berhenti sejenak tepat di depan cermin megah, kembali menatap wajah tampannya dengan lamat.

"bismillah, tenangkan dirimu Jin" gumamnya sembari melihat seberapa tegang kulit wajahnya.

"setelah beberapa bulan terakhir melihat keseriusanmu, untuk kali pertama aku mempercayaimu" kalimat santai namun terdengar nada penekanan itu berhasil mengalihkan atensi Jin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"setelah beberapa bulan terakhir melihat keseriusanmu, untuk kali pertama aku mempercayaimu" kalimat santai namun terdengar nada penekanan itu berhasil mengalihkan atensi Jin.

Suasana menjadi mendadak dingin seketika saat Jaehyun masuk dan membiarkan pintu tinggi nan besar mendentum tertutup sendirinya lalu menyisakan keduanya di dalam ruangan yang penuh keheningan.

Keduanya diam sesaat. Beradu tatap seolah tengah mengikuti perlombaan 'adu buka mata paling lama' dan ternyata di menangkan oleh Jaehyun sebab Jin kini menyerah dan mulai berjalan mendekat.

"terimakasih telah menjaga Nami selama ini. Dan terimakasih karena telah mempercayaiku. Aku takkan mengulang kesalahanku dulu, janji"

Jaehyun tersenyum tipis saat mendengar kata 'janji'. Harap-harap itu tidak akan menjadi sebuah janji manis belaka seperti yang sering kali seorang lalukan pada wanita.

"jika kau mengingkarinya? apa yang-"

"kau bisa membunuhku dengan tangan kosongmu, mungkin?" pungkas Jin cepat dan langsung diselingi tawa oleh keduanya.

Sebetulnya belakangan ini baik Jin maupun Jaehyun sudah mulai terlihat memiliki benih-benih keakraban.

Mengingat akan peran penting Jin yang setiap hari datang kerumah keluarga Jung untung mengunjungi gadis pujaan membuat ia dan Jaehyun menjadi lebih sering bertemu sekaligus bertegur sapa sesekali walaupun Jaehyun lebih memilih untuk acuh.

Ia belum sepenuhnya rela jika Nami harus hidup berdampingan dengan keluarga Kim yang tebal muka atas kasus beberapa tahun lalu.

Tapi yang namanya cinta, baik Jaehyun maupun keluarga Jung sendiri tak dapat menahan pilihan Nami.

Terkadang pula Jaehyun teringat akan bagaimana pahitnya kehidupan Nami akibat lelaki bejat itu. Namun ah sudahlah, setidaknya sekarang semua masalah itu sudah menemukan titik terang. Baik dari sisi Nami sendiri pun tampaknya hari-hari yang gadis itu lalui semakin penuh gairah dan bersemangat.

Lucu jika di pikir-pikir. Rasanya baru seperti kemarin ia dan Nami berlarian hanya dengan kaus kumal sembari mengusik tanah di depan kedai ibunya. Atau mungkin main kejar-kejaran sampai petang menjemput.

HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang