ch.13

3K 450 63
                                    

Gadis yang tengah mengambang di bawah alam sadarnya itu mulai membuka mata dengan perlahan— melihat jam yang terpajang di dinding berwarna putih gading lalu sedikit berdecak kesal.

03:00 KST.

Ia menapakkan kaki mulusnya ke karpet bludru lalu di lanjutkan berlajan diatas ubin berbahan marmer yang terasa dingin.

Kejadian semalam, membuat tidurnya sangat terganggu. Belum lagi ia harus menerima nasib sekarang. Tidur di sofa dan hanya diberi satu bantal beserta selimut yang tidak terlalu memadai.

bedebah kau, Kim–Seok–ibu tiri–Jin! Batinnya mengumpat.

Ia berjalan ke meja pantry dengan perlahan, menyadari bahwa selangkangannya tidak terlalu sakit karena permainan semalam. Bukan seperti kejadian sebelumnya, bergerak saja sudah tak kuasa—

Menumpu tubuhnya dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya menyentuh leher jenjang dan berkaca di kabinet atas yang samar. Warna keunguan yang terlihat seperti luka lebam itu akhirnya bertambah lagi. Bahkan memiliki alur nampak seperti kalung alami yang memenuhi leher karena tertata rapi.

Ia memijat pelipisnya sesaat, merasakan sisa-sisa peluh semalam yang menempel di helai rambut. Gadis itu menguncir rambutnya dan mulai mengolesi sepotong roti panggang tak lupa di lengkapi selai coklat dan segelas susu hangat untuk sang tuan, Kim Seok Jin.

Ia bangun sepagi ini hanya untuk menyiapkan sarapan. Hei bung, orang waras mana yang mau meyiapkan sarapan sepagi ini? tentunya hanya dirinya, Park Nami.

Nami melamun beberapa saat setelah mengambil posisi duduk ternyaman diatas karpet bludru itu. Mulai mengingat tentang satu space yang kata Jin itu akan menjadi ruang belajarnya. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia berjalan mengelilingi seluruh sudut apartemen.

Apartemen ini cukup terkenal di kota seoul karena rata-rata penghuninya adalah kaum konglomerat. Desain interior minimalis dengan penataan lampu yang sangat memanjakan mata. Tapi kenapa Jin hanya menyewa apartemen sebagus ini dengan satu kamar saja? Menyebalkan. Batinnya.

Gadis itu mengobservasi ruangan yang ia tuju. Mulai menata buku-buku berserta alat gambarnya dengan telaten dan hati-hati. Tak lupa ia sempat melirik ke rusuk kanannya, pikirannya mulai melambung untuk mengutak-atik meja belajar Jin yang masih bisa di lihat dari partisi yang berlubang.

Ia memicing beberapa benda yang terpajang di meja milik jin. Berjalan mendekat dan mulai menelaah satu persatu objek yang memancing rasa penasarannya.

"oh! Park Jimin-sshi? Kim Taehyung? whoa! bahkan Yoongi seonbae berada didalam satu frame yang sama! satu dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"oh! Park Jimin-sshi? Kim Taehyung? whoa! bahkan Yoongi seonbae berada didalam satu frame yang sama! satu dua...ah, apa ini tujuh pemuda yang gadis-gadis maksudkan?..." Nami mengedutkan kedua alisnya, "...hm, pantas saja mereka begitu terkenal, semuanya terlihat tampan. Tak terkecuali, Jin" ia mengangguk menyetujui kalimat yang ia ucapkan. Namun di akhir kalimat, ia mengecilkan volume suara seperti tak iklas melihat ketampanan Jin.

HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang