Netra coklat milik pemuda dengan jaket bomber serta celana jeans itu giat berjalan mencari sesuatu yang tak terjamah sedari tadi.
Hanya untuk kali ini Kim Seok Jin membiarkan anatomi wajah seorang gadis bersarang di kepalanya lebih lama dari biasanya. Membuat dirinya keheranan kenapa harus larut dalam rasa yang bahkan ia sendiripun tak mengerti.
Jin menghiraukan panggilan keenam temannya yang tengah duduk bersila diatas pohon tua yang tumbang. Atau bahkan tak memperdulikan para gadis cantik yang sesekali menyapa hanya untuk menarik perhatiannya.
Sepersekon kemudian, seolah tersadar atas apa yang sedang ia lakukan saat ini, Jin mengusak rambutnya frustasi. Mencoba untuk menyadarkan diri agar tidak tenggelam semakin dalam.
Jika dibiarkan, presensi gadis itu akan terus berputar dalam otaknya sembari menerbangkan ribuan kupu-kupu yang membuatnya pusing bukan kepalang.
Ini gila! Kenapa harus gadis miskin itu?! Pikirnya.
Dari kemarin jutaan pertanyaan beredar kesana kemari di dalam otaknya. Rasa keingin tahuan tentang gadis itu kian hari kian mendaki dengan pesat. Terlebih tentang apa yang sudah gadis itu perbuat pada Jimin sampai-sampai pemuda itu bisa jatuh kedalam pesona gadis yang kelewat sederhana.
Atau mungkin selama ini Nami tidak hanya menjadi wanita sewaan Jin, melainkan Jimin juga? Tebaknya.
Kendati terjadi keanehan pada tindakan Nami belakangan ini. Sangat bertolak belakang dengan sifat aslinya Bak saham yang menukik tajam, dulu ia sangat tidak terima dengan Jin yang suka menyentuhnya dengan semena-mena.
Namun lihatlah kemarin, betapa mudahnya gadis itu memberikan semuanya pada Jin tanpa syarat atau timbal balik apapun.
Esensi dimana saat Nami memberikan rasa nikmat diatas ranjang. Saling mengeluh satu sama lain. Mendesah bak orang kehabisan akal. Melihat tetesan demi tetesan peluh jatuh dengan dentingan yang jika di susun akan menjadi nada yang indah.
Belum lagi, gulatan bibir yang sering kali mereka lakukan. Ditambah rasa manis yang Nami suguhkan, tak mampu Jin menahan rasa untuk tidak melahap itu lebih lama.
Pun tadi setelah bertahun-tahun Jin merindukan ibunya, peranan yang sama persis datang bak jelmaan nyonya besar itu mampu membuat Jin bersimbah air mata di dalam toilet karena rasa rindu yang akhirnya terbayarkan.
Tak ingin lagi berbohong bahwasannya ia sangat ingin dipeluk dengan rasa teduh nan nyaman itu untuk sesering mungkin.
Dan Jin tak ingin menampik fakta bahwa selama ia mengenal banyak gadis, hanya seorang Park Nami yang mempu membuat jiwanya berantakan. Seperti kapal pecah.
•••
"apa yang kau lakukan disini?"
"kau sendiri? apa yang kau lakukan tadi sendirian disana? Seperti anak ayam yang sedang mencari ibunya" balas pemuda dengan marga Jeon itu.
Jin hanya diam telalu malas berdebat dengan si maknae yang suka melawan.
Tentang Jeon Jungkook, ayahnya adalah direktur utama dari kampus Jin dan kawan-kawan. Jadi tak heran, anak sekolah menengah atas seperti dirinya bisa mengikuti acara seperti ini secara legal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...