17.30 KST
Atensi seorang Kim Taehyung tak lepas dari ku sejak ia melihatku di tangga bersama Jaehyun. Aku bisa beropia tentang tatapannya—menyadari sesuatu yang terjadi padaku sampai-sampai ia harus mengajakku berbincang sehabis kelas sore ini.
Toserba terdekat dari kampusku adalah opsi terbaik untuk kami bertemu. Aku tak perlu menunggu, punggung lebarnya sudah terlihat dari luar karena kaca toserba yang transparan. Cukup mudah untuk menyirikan modenya. Tas sandang Gucci bergambar ular, baju big size dan tak lupa rambut tebalnya. Gayanya sangat klasik, namun berkelas.
"Taehyung-sshi?" aku memangilnya dari belakang untuk memastikan atau hanya sekedar basa-basi saja.
"oh!" Taehyung membungkukkan tubuhnya sedikit, tanda membalas salamku.
"maaf membuat mu menunggu lama" ucapku sembari mendaratkan bokong di bangku tepat berhadapan dengan dirinya.
"santai saja. Kau ingin makan sesuatu?"
"tidak"
"bagaimana dengan lukamu? apa Jimin sudah membawamu ke Yoongi hyung?"
Aku mengangguk dan tersenyum. Jimin benar-benar membawaku. Dan ternyata itu adalah seonbae yang aku temui di pinggir jalan saat menunggu bus. Bahkan wajahnya tak berubah saat ia melayaniku. Datar, datar dan terus datar.
"ada keperluan apa kau memanggilku?"
"soal—"
"tunggu!..." aku mencegat perkataannya karena teringat sesuatu yang membuatku memikirkan itu sedari tadi, "...kau mendapatkan kontakku darimana?"
"ahh ayahmu yang memberikan itu"
"o,oh" aku hanya mengangguk.
si tua itu lancang sekali.
"aku banyak pertanyaan untukmu, jawab dengan jujur oke?"
kata-kata itu membuatku berdebar. Seperti akan mengikuti tes wawancara untuk masuk ke salah satu universitas. Belum lagi mimik wajahnya berubah menjadi serius dalam hitungan detik saja.
"apa kakakku benar-benar menyewamu?"
"apa dia tidak membicarakan itu terlebih dahulu dengamu?"
Taehyung memiringkan kepalanya—memberi ekspresi sedang berfikir atau mengingat sesuatu, "ck! Entah lah, aku hanya memastikan. Terkadang perkataannya itu hanya sebuah bualan. Tapi disisi lain jika ia sudah serius melakukan sesuatu ia tidak akan segan untuk berbuat nekat..."
Aku terdiam saat mendengar perkataannya. Nekat? Wajar saja Jin seperti itu karena sebenarnya dia sakit jiwa!
"...tidak menjawab sama dengan iya" sambungnya, "...pertanyaan kedua. Luka itu, kau dapatkan dari kakakku atau ayahmu?"
"ayahku pelakunya, tapi kakakmu adalah provokatornya"
Taehyung sedikit mengerutkan alisnya—lalu mencondongkan tubuhnya sembari menumpu dagu di salah satu bogemnya. "maksudmu?"
Aku menghela nafas sedikit panjang, "ayahku itu gila uang. Dia akan melakukan apapun demi mendapatkan uang. Membunuhku sekalipun. Aku menolak mati-matian saat ayah memaksaku untuk tinggal dengan Jin, tapi—"
"ahh aku paham sekarang..." ia mengangguk lalu merebahkan kembali punggungnya ke sandaran kursi. "...kalau kau menolak ayahmu, itu artinya kau menolak kakakku juga bukan?"
"iya"
"kenapa? sepanjang hidupnya ia tak pernah tertolak oleh apapun. Bahkan ketampanannya di kabulkan oleh semesta"
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...