ch.31

1.3K 220 29
                                    

Akhir pekan biasanya di isi dengan bersantai atau berjalan mencari udara segar. Sayang, di minggu ini Nami tak bisa melakukan hal itu sebab esok adalah hari dimana ujian tengah semester diadakan. Bersamaan dengan hari terakhir pengumpulan tugas serta revisi yang belum sempurna.

Nami melepas kacamata yang sedari pagi tadi menduduki batang hidungnya. Merenggangkan otot-otot yang terasa kaku karena terlalu lama membungkuk serta mencoba untuk menjernihkan matanya kembali karena terlalu lama bergelud dengan buku gambarnya.

Rasa sampai ingin muntah melihat kertas A3, penggaris, rapido dan alat-alat gambar yang kini sudah menjadi makanan sehari-hari.

Sudah saatnya Nami kembali berkencan dengan sofa—tempat tidurnya. Namun apa dikata, ia malah melihat presensi Jin yang tengah berleha-leha disana sembari menyetel acara kartun di tv dan sesekali tertawa jenaka.

ah sial, lagi dan lagi Jin bertingkah seperti ini. Gerutu batinnya. 

"seonbae" panggilnya ragu.

Jin tak menoleh, ia hanya berdeham dan masih enggan melepaskan atensinya dari acara di tv. 

"bisa kau tidur dan menonton di kamarmu saja?" kali ini Nami sengaja terdengar seperti memelas dan meminta belas kasihan.

"tidak"

"ayolah seonbae. Lagi pula kasur dan tv di kamarmu lebih besar dari ini"

"tidak mau" 

"seonbaeee" Nami merengek pasrah. Membuat Jin semakin bersemangat ingin menjahili gadis itu. Kalau bisa ia akan membuat Nami menangis tersedu-sedu, memohon seperti saat dirinyaa diatas ranjang.

"kau ingin tidur disini bukan?" tanya Jin yang kini netranya sudah jatuh pada presensi Nami. 

Nami mengangguk antusias. 

"kemari kalau mau. Aku tengah berbaik hati ingin membagi tempat ku denganmu" Jin memiringkan tubuhnya, sedikit bergeser mundur sampai dirinya menyentuh punggung sofa. Menyisakan space untuk Nami seolah tengah berbagi ranjang dengan dirinya. 

Nami menghela nafasnya pasrah. Pusing mulai menjalar masuk sampai menyentuh saraf terdalam karena tingkah si bodoh ini. Jin memang pandai membuat Nami selalu ingin berucap kasar. Lalu membuat keributan dan berakhir dengan dirinya yang selalu kalah.

"yang benar saja seonbaeee

"tak mau? yasudah" ucap Jin yang kini membenarkan kembali posisinya. Menutup penawarannya dan langsung mendapat protes dari Nami.

"yak, seonbae!"

"apa?" balasnya datar.

"kau benar-benar menye—" ucapannya terpotong. Berusaha mengembalikan kesabaran yang kian menipis ulah Jin. Bahkan untuk berdebad saja rasanya tak kuasa karena hari ini dirasa kelewat melelahkan.

Pusing dikepalanya kian menjadi. Kini tak ada pilihan dimana Nami harus mengistirahatkan diri di tempat yang Jin tawarkan. Mata yang sedari tadi terbuka lebar ia pertahankan guna melototi Jin, kini berubah sendu.

Pasrah dengan keadaan yang mengharuskan dirinya ditakdirkan selalu berhadapan dengan mahluk paling menyebalkan dimuka bumi.

Langkahnya mendekat. Pun Jin yang mulai merentangkan tangannya seolah memberi ucapan selamat datang pada Nami sebab gadis itu sebentar lagi akan jatuh kedalam dekapannya.

"kemarilah. Datang pada daddy" usilnya dengan senyum sumringah yang paling Nami benci.

Nami memutar bola matanya malas. Persetan dengan semua ini. Yang ia pikirkan sekarang adalah dirinya harus segera mendapatkan waktu istirahat yang cukup agar setelah ini ia dapat memulihkan jam belajarnya.

HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang