Fajar pagi ini menjadi saksi dimana Jin mulai menelusupkan tangan nakalnya kedalam baju Nami. Melucuti semua pakaian tanpa harus disadari bahwa mereka sama-sama sudah telanjang.
Lagi-lagi. Nami harus mandi dua kali di pagi hari sebab kelakuan Jin yang tak dapat ia tolak mentah-mentah mulai hari ini.
Lenguhan dari bibir tipis gadis itu tak dapat terbendung. Benda tumpul secara beruntun menghantam kepemilikan Nami tanpa ampun. Menghentakkan tubuh kedua anak adam itu dengan ritme yang senada.
Tak pernah terbesit di pikiran Nami untuk menjadi serendah ini. Menjadi jalang yang sesungguhnya demi mendapatkan celah agar bisa terbebas dari neraka.
Mengalah untuk menang. Menjadi murah untuk selamat.
Sama sekali tak ada penolakan dari Nami. Ia lebih memilih pasrah dan tunduk saat Jin menumpahkan cairan itu tepat di wajah mungilnya. Lalu tanpa lelah, Jin melanjutkan aksinya.
Jin kembali memberi pasokan pada kepemilikan Nami. Rasanya tak sesesak di awal permainan namun masih bisa memberi kesan yang nikmat untuk Jin.
Jin menundukkan tubuhnya. Mengikis jarak pandang dan mendapati wajah Nami yang tengah terpejam serta mengeluh kesakitan. Bahkan dalam keadaan yang di penuhi peluh seperti ini, Jin tak dapat menampik betapa menggodanya tiap inci bagian sensitif Nami.
Menatap bibir merah ranum itu dan tak dapat mengelak untuk tidak mencicipinya. Lagi dan lagi.
Tautan demi tautan di layangkan. Meremat mountain kembar dan berhasil memberi desahan gila. Membuat Jin semakin bersemangat untuk menancap lebih dalam. Sering kali Jin menyeringai di sela-sela permainan mereka. Benar, Nami tidak lebih dari sebuah boneka sex untuk saat ini di mata Jin.
Jin adalah dominan level tinggi. Nami yang pasrah membuat nafsu birahinya memuncak tanpa henti. Belum lagi lenguhan indah yang Nami suguhkan seperti,
"ahh s,seonbae..."
Sangat indah di dengar. Sangat indah untuk dimaki. Sangat indah untuk dijadikan bahan bully-an setelah mereka melakukan perzinahan ini.
Sampai akhirnya, Jin memuntahkan entah untuk yang keberapa kalinya cairan tanda klimaksnya adegan hot yang mereka lakukan pagi ini tepat di dalam rahim Nami.
Hangat dan menjijikkan.
Persetan dengan harga diri, yang terpenting aku harus segera mendapatkan surat kontrak itu.
•••
"PARK NAMI!"
Sigap nama yang terpanggil melayangkan tungkai dengan gesit, sedetik terlambat akan mendapat konsekuensi.
"ya? Ada apa?"
"aku haus" Jawab Jin yang acuh tak acuh sembari tangannya tergerak mengganti-ganti chanel pada layar televisi. Padahal jelas sudah, tepat di hadapannya segelas air sudah berdiri tegak menanti untuk ia sentuh sedari tadi.
Sedikit kikuk, Nami membuat alisnya terbentuk seperti keheranan. "itu, air di me—"
"aku tak sampai. Apa kau tak lihat posisiku yang tengah berbaring seperti ini? Lihat" Jin mengulur tangannya untuk menggapai gelas disana. Niscaya, jarak sofa dan meja tak kurang dari satu meter. Dan jari panjangnya pasti bisa menggapai jika ia bangkit untuk duduk sebentar saja.
Batin Nami yang melihat perangai bodoh Jin memanas.
Hari ini adalah tepat satu minggu dimana Nami menjadi babu dan jalang yang sebenarnya. Namun apa di kata, baru satu minggu sudah ribuan caci maki Jin lemparkan. Ratusan perkerjaan bodoh ia lakukan. Puluhan kali cairan bejat ia tumpahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACKNEY ;ft.김석진 [M] [✔]
Fanfiction[⠀⠀ ⠀; COMPLETE ⠀⠀ ] Jika saja kejadian kelam itu tak pernah singgah didalam hidupnya, mungkin Kim Seok Jin tak pernah bertemu dengan seorang pria paruh baya yang tega menjual anak gadisnya demi uang dan hawa nafsu. "seharusnya ak...