Malam ini Adara memutuskan untuk datang ke rumahnya Evania. Sudah lama sekali dia tidak pernah pergi kesana lagi semenjak gadis itu selalu diantar jemput oleh Mama tirinya.
Tok ...
Tok ...
Tok ...Adara mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. "Assalamualaikum, Eva?"
Adara berdecak. Sudah beberapa kali dia menekan tombol bel dan mengetuk-ngetuk pintunya, tetapi belum ada juga yang membukanya.
"Eva, kamu dirumah kan?"
Adara menghela nafas. Dia segera mengambil ponselnya di dalam saku celananya untuk menelpon Evania. Percuma saja dia berteriak, mana mungkin juga suaranya sampai hingga kamar Evania. Rumah ini sangat besar! Salah Evania sendiri, sih. Tidak mau ada pembantu dirumahnya jika sudah malam-malam begini.
Pembantu dirumah Evania ini hanya bekerja dari pukul enam pagi sampai dengan pukul delapan malam. Dan Adara datang ke rumah Evania pada pukul sembilan? Ya inilah akibatnya. Mengapa dia bisa lupa? Ah sudahlah.
Adara menekan tombol panggilan pada Evania, tak berselang lama gadis itu segera mengangkatnya.
"Apa?"
"Cepet keluar, bukain pintu buat gue!"
"Males ah, pulang aja sono!"
Adara mendengus kesal. Benar-benar kurang ajar Evania. "Cepet, Va!"
"Ish. Gue ngantuk."
"Lo nggak ada kasihan-kasihannya sama gue ya, Va? Gue jauh-jauh kesini malah lo usir gitu aja. Gue kangen, pengen ngabisin waktu berdua sama lo."
"Lo kangen sama gue, yaudah deh gue turun!"
"Nah gitu dong, cepet ya!"
Adara berdecak. Evania memutuskan telephonnya begitu saja.
Beberapa detik Adara menunggu, Evania akhirnya datang juga.
"Silahkan masuk," ucapnya dengan wajah sok di manis-maniskan.
"Makasih," balas Adara tersenyum.
Evania segera mengajak Adara ke kamarnya. Tapi sebelum itu, mereka berdua pergi ke dapur dulu untuk membawa beberapa cemilan.
"BTW, lo mau apa kesini? Pasti ada hal lain dong selain kangen sama gue?" tanya Evania.
Adara mengangguk. "Gue udah tahu, va–"
"Soal?"
"Lo dan Alfian, gue minta maaf. karena gue, dia jadiin lo pelampiasan."
"Oh, itu." Evania terekekeh. "Santai aja, gue nggak terlalu sakit hati kok, Dar. Gue kan nggak punya perasaan sama Alfian. Gue cuma nggak nyangka aja dia punya pemikiran yang Kayak gitu. Lagian, mana ada sih cewek yang mau jadi bahan pelampiasan?"
Adara mengangguk setuju.
"Udahlah, nggak usah bahas dia. Kita asik-asik aja tanpa harus bahas masalah itu, oke?"
"Oke, Va."
"Dar?" Evania menatap Adara ragu. Tiba-tiba saja dia jadi teringat akan dosanya yang sudah membunuh Tante Elina waktu itu.
"Apa?"
"Gue minta maaf."
"Ha? Buat?"
"Gue minta maaf karena udah bikin lo menderita, Dar. Gue tahu, pembalasan gue ke keluarga lo itu kelewatan. Tapi, itu semua karena Mama Wulan yang rencanakan," –Ujar Evania dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Teen Fiction[TAMAT] Sahabat, teman, kasih sayang, kekayaan, dan kebahagiaan. Semuanya didapatkan oleh seorang Adara Adsilla. Hingga perlahan-lahan semuanya telah berubah, berbanding balik dari sebelumnya. Adara merasa sendiri didunia ini. Dia benar-benar kesep...