Selama beberapa jam Adara menghabiskan waktunya di UKS sendirian. Setelah serasa 10 menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi, Adara memutuskan pergi lagi ke kelasnya.
Dan di saat dikoridor, dia tidak sengaja melihat Amara yang entah sedang apa dan darimana gadis itu.
Adara mendadak kesal. Dia menghampiri Amara kemudian mendorong bahu gadis itu kasar. "Maksud lo apa, ha!"
Amara terhuyung dan jatuh kebelakang. Dia melototkan matanya marah. "Apaansih!"
Adara berdecih. "Lo bener-bener nggak ada harga dirinya ya?"
Amara bangkit. "Maksud lo?!"
"Iya. Lo mau aja dijadiin selingkuhan," ujar Adara lalu tersenyum remeh.
"Ya memangnya kenapa? Gue nggak masalah. Lagian, meskipun jadi yang kedua, tapi sekarang gue lebih diutamain dari pada yang pertama."
"Kurang ajar!" Adara menampar Amara tanpa sadar, mungkin karena saking kesalnya pada ucapan gadis itu.
Amara memegang pipinya yang memanas. "Lo!"
"Apa?!" seru Adara berteriak.
"Berani-beraninya lo nyetuh gue! Dasar jalang!" Amara menarik rambut Adara kasar.
Adara memekik. Dia berusaha melepas tarikan Amara pada rambutnya, namun karena tidak bisa, dia lalu membalas menarik rambut Amara. Jadiah aksi jambak-jambakkan ala film-film dimulai.
Mereka belum selesai bahkan sampai bel pulang berbunyi. Beberapa orang mulai menonton dan mereka berdua masih belum menyadari.
Adara mencakar pipi Amara dengan kukunya yang panjang. "Nggak usah deketin cowok gue!"
"Tapi dia cowok gue juga sekarang!" balas Amara berteriak. Dia mati-matian menahan panas akibat goresan kuku Adara pada kulit pipinya. Bahkan saking kuatnya Adara mencakarnya, Pipinya sampai mengeluarkan darah sedikit.
Adara mendorong Amara sekuat tenaga sebagai akhir. "Lo cuma selingkuhan! Pacarnya tetep gue, berarti dia cuma cowok gue!"
Amara terjatuh. Dia terduduk lemas di lantai. Dia menetralkan nafasnya sambil memegang pipinya yang masih merasakan sakit.
"Inget, Mar. Jangan bangga jadi perusak hubungan orang! Lo itu nunjukkin kalau lo itu murahan dengan bersikap kayak gitu!"
"LO YANG MURAHAN, DAR!"
Bukan. Bukan suara Amara. Namun, suara Gama yang berteriak dibelakang Adara.
Adara berbalik. "Gu-Gue?"
"Iya."
"Ma-Maksud lo a-apa?"
Gama tersenyum remeh. "Cuma cewek yang suka jalan sama orang yang lebih dewasa, terus dibeliin hal yang dia mau dengan mudah, itu yang murahan!"
Adara mengernyit bingung tak mengerti.
"Uang warisan lo habis, Dar? Lo butuh uang sampai harus selingkuh sama Om-Om segala," ujar Gama sambil menghampiri Amara.
Adara makin tak mengerti. "Gue nggak ngerti ucapan lo, Gam."
Gama terkekeh. "Nggak usah sok nggak ngerti. Gue tahu, gue tahu laki-laki yang dua hari ini nganter-jemput lo itu adalah selingkuhan lo, kan?!"
Adara menggeleng. Dia baru sadar, jadi yang dimaksud adalah Om Agis.
"Dia Om gue, Gam—"
"Iya. Om-Om kesayang, kan banyak uang dia," sela Gama.
Amara dan beberapa orang yang menonton tertawa pelan.
"Bener. Dia adiknya Mama, dia baru—"
"Adiknya Mama lo?" Gama menatap tajam pada Adara. "Tapi kok pas Mama lo meninggal dia nggak ada?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Teen Fiction[TAMAT] Sahabat, teman, kasih sayang, kekayaan, dan kebahagiaan. Semuanya didapatkan oleh seorang Adara Adsilla. Hingga perlahan-lahan semuanya telah berubah, berbanding balik dari sebelumnya. Adara merasa sendiri didunia ini. Dia benar-benar kesep...