11

90 7 25
                                    

Malam ini Adara sangat bosan, dia ingin jalan-jalan keluar. Tapi bi Asih malah menguncinya di dalam kamar.

Mau kabur lewat jendela, tapi masih sayang nyawa karena kamarnya yang berada di lantai dua.

"Aaaakkhh gimana dong!!"

"Bibi Buka!" teriak Adara. "Adara mau keluar!!!"

"Nggak, Non harus istirahat!" sahut Bi Asih dari dapur.

"Adara capek tidur mulu, Mau jalan-jalan bentar." teriak Adara lagi dari dalam kamar.

"Nggak! Nurut sama Bibi!"

"Isshh.. Yang majikan siapa sih!" Adara berusaha menahan amarahnya. Bagaimanapun bi Asih sudah seperti ibunya.

Drrt drrt

Ponselnya bergetar, dengan cepat Adara mengambil dan melihat siapa yang mengirimya pesan.


Gama Y Arkana


Tadi dokter ilham
Kasih lo surat nggak?

Jangan dibaca ya,
Atau udah lo baca?

"Surat?" Adara mencoba mengingat-ingat.

"Ya ampun!" Adara menepuk jidatnya sendiri. "Gue lupa!"

Dia baru ingat, memang tadi pagi Dokter Ilham sempat memberinya surat ketika sudah memeriksa kondisinya.

Dengan cepat Adara lalu mengambil surat itu yang dia simpan di meja belajarnya.

"Gama bilang jangan dibaca, tapi gue kepo. Bodo amat deh!" Adara lalu membuka dan membacanya.

Cepat sembuh Pipit, Eh? Maaf sengaja ketulis, males hapus gue.
Jangan marah ya! Kan lagi sakit, nanti tenanganya habis.
Tapi, kalau udah sembuh juga jangan!
Pokonya nggak boleh marah!

Gue kangen sama lo, cepet sembuh biar bisa sekolah dan ketemu gue. Iya nggak?

Pasti lo kangen kan sebutan Pipit dari gue, ya wajar aja sih orang gue nya juga ngangenin.

Udah itu aja, pokonya cepat sembuh ya baby ku sayang.

Awas baper! Tapi, kalau iya ngomong aja! Gue siap tanggung jawab kok, karena memang itu yang gue mau.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang