"Hallo, ada orang? Mama, papah anakmu yang ganteng ini sudah pulang," teriak Gama saat memasuki rumah.
Seorang pria yang sedang asyik menonton tv itu terpelonjat kaget mendengar teriakan seseorang yang ternyata adalah anaknya sendiri. Ia bingung mengapa anaknya ini begitu menyebalkan, apakah sifatnya ini turun dari dia? Sepertinya tidak. Ini berlebihan, pikirnya.
"Kamu siapa?" tanya Dirga–Papa nya.
"Kenalin aku Gama, om?" jawabnya sambil menjulurkan tangan.
"Saya Dirga," ucapnya sambil menerima uluran tangan anaknya. "Kamu mau ngapain ke sini?"
"Aku lagi cari orang tua aku om,"
"Orang tua kamu kemana em-"
ucapan Dirga terpotong oleh suara seseorang yang sangat ia kenali, siapa lagi jika bukan istri tercintanya."Lagi ngapain kalian?" tanya Erisca -mama Gama curiga, "jangan-jangan..." -batinnya.
"Mama, ini mama? Gama kangen sama mama. Gama dari tadi nyariin mama loh," ujar Gama sambil memeluk mamanya.
"Tuh kan bener mulai deh dramanya" ucap Erisca dalam hati.
"Apasih Gam udah deh, kebiasaan banget. Kamu juga mas, bosen aku lihat kalian drama tiap hari," heran Erisca melihat kelakuan suami dan anaknya.
"Yaudah maaf," ucap Gama.
"Gimana sekolah kamu Gam?" tanya Dirga serius.
"Baik kok pah, Gama seneng sekolah disana," jawab Gama sambil tersenyum kemudian membisikan sesuatu pada papanya. "Banyak cewek cantiknya,"
"Bagus, kamu ajakin pacaran satu yang paling cantik kalo bisa!" suruh Dirga membisikan ucapannya agar tak didengar oleh istrinya.
Gama terkekeh mendengar ucapan papanya. "Yaudah, Gama ke kamar dulu ya."
Setelah sampai di kamar, Gama langsung mengganti pakaianya. Kemudian merebahkan dirinya dikasur lalu membuka ponselnya. Dia jadi teringat akan seseorang, kemudian dia menelpon orang itu.
"Hallo, ini siapa?" ucap seseorang disebrang sana.
"Siapa ini?"
"Lah kok malah balik tanya sih!"
"Tinggal jawab aja kenapa sih!!"
"Dasar aneh! Gue tutup ya?"
"Eh jangan dong Pipit!"
"Lo Gama kan? nyeb-"
Tut tut tut...
Sambungan terputus, Gama sengaja memutuskannya. Bisa dipastikan orang itu akan mengamuk bila disebut Pipit. Iya benar! Orang itu adalah Adara, dia sempat meminta nomornya pada Evania ketika mengantarkan Evania pulang tadi, dan dengan senang hati Evania memberikannya.
***
Adara mambantingkan hpnya kesal, Gama ini benar-benar menyebalkan. Dan pertanyaannya, dari mana dia mendapatkan nomornya? Ah, dia baru ingat! Pasti sahabatnya. Sungguh menyebalkan dua orang itu.
"Kenapa Dar?" tanya Elina menghampiri anaknya yang sedang tiduran di kasurnya.
"Dara lagi kesel mah, sama Evania. Masa dia kasih nomor Adara seenaknya sih," jawab Adara kesal, lalu duduk dari tidurannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Teen Fiction[TAMAT] Sahabat, teman, kasih sayang, kekayaan, dan kebahagiaan. Semuanya didapatkan oleh seorang Adara Adsilla. Hingga perlahan-lahan semuanya telah berubah, berbanding balik dari sebelumnya. Adara merasa sendiri didunia ini. Dia benar-benar kesep...