Evania yang baru saja kembali dengan membawa makanan miliknya dan juga milik Adara merasa heran ketika melihat dua makhluk didepannya yang hanya diam dan saling menatap.
Kemudian ....
"Zina, woy Zina!" ucapnya dengan keras sambil mengusap kedua muka mereka kasar.
"Apaan sih lo," ucap Adara sambil memukul lengan Evania pelan. Tapi di dalam hati ia berterima kasih pada sahabatnya itu karena bisa mengalihkan pembicaraan tadi.
"Tangan lo bau Va, sumpah," ucap Alfian sambil menutup hidung dengan kedua tangannya.
Evania yang mendengarnya melotot tak terima. "Enak aja, tangan wangi kayak gini dibilang bau. Lo harus periksa ke dokter THT deh, Al. Hidung lo bermasalah, kayaknya."
"THT?" tanya Adara bingung.
"Goblok! THT itu buat periksa mata, bukan hidung," ucap Alfian kesal.
"Eh?"Adara makin bingung.
Yang bener yang mana sih? -batinnya."Ya hidung lah, tolol!" ucap Evania keukeuh.
"Mat-"
"Hidung," ucap seseorag yang ternyata adalah Gama si murid baru.
"Tuh denger!" ucap Evania pada Alfian sambil tersenyum bangga.
Alfian hanya melirik tak suka pada Gama, dan berucap. "Sok tahu lo!"
"Emang," kemudian Gama duduk disampimg Adara. "THT itu buat Telinga, hidung, dan tenggorokan. Mata nggak termasuk."
"Tap-"
"Udah deh, masalah THT aja ribet banget, gue mau makan nih. Jangan berisik!" ucap Adara memotong ucapan Alfian. Kemudian mulai memakan makanannya, begitupun dengan Evania.
Alfian yang kesal memutuskan untuk pergi meninggalkan kantin. Sebelum pergi dia sempat melirik tajam ke arah Gama.
"Gue akan balas ini nanti"- batinnya.Setelah Alfian pergi, Adara menoleh ke arah Gama.
"Ngapain lo?" tanyanya.
"Ya duduklah, gak lihat?" ucap Gama sambil bertanya balik.
"Gak, Pergi lo! Jangan ganggu gue makan!" ucap Adara sambil mendorong bahu Gama keras.
"Kenalan dulu dong."
"Nggak!"
"Ayolah, setelah kenalan baru gue pergi."
"Nanti aja, gue mau makan."
"Kalo bisa sekarang kenapa harus nanti, Ada pepatah mengatakan 'tak kenal maka tak sayang', jad-
"Evania Ezra Azzahra, itu nama gue," ucap Evania.
"Ck. Gue udah tau kali nama lo, tadi kan sempet kenalan dikelas," ujar Gama kemudian mendekat ke arah Evania dan berbisik." Nama Temen lo siapa, Va?"
Selintas ide jail memenuhi otak Evania untuk mengganti nama Adara. Dia kemudian membisikan nama pengganti Adara pada Gama. "Pipit Sapitri. Hush! jangan kaget ya!"
Gama terdiam sejenak kemudian menoleh pada Adara dan detik selanjutnya dia tertawa keras.
Adara mengernyit."Dia kenapa Va?" tanya Adara yang tak mengerti mengapa Gama tiba-tiba tertawa keras seperti itu.
Evania hanya mengelengkan kepalanya pura-pura tidak tahu.
Bohong dosa lho mba ..."Nama lo Pipit? Pipit Sapitri? Hahaha ..." tanya Gama yang masih belum berhenti tertawa.
"Hah? Siapa Pipit?" tanya Adara balik.
"Nama sendiri nggak ngaku lo!" ucap Gama.
"Eh, siapa ya Pipit, nama Gue itu Ada-"
"Eh, gue balik kelas dulu yah Dadah Pipit, bye Eva," ucap Gama memotong ucapan Adara kemudian pergi meninggalkan kantin.
"Eh, nama gue bukan Pipit!" teriak Adara.
Evania yang melihatnya hanya tertawa dalam hati, dia berhasil mengerjai sahabat dan murid baru itu. Dia pikir Gama tak akan mempercayainya. tapi ternyata dugaannya salah.
***
"Ya ampun Pipit. Nyapu yang bener dong! Masa gitu aja nggak bisa!" ucap Gama seperti majikan yang mengomeli bawahannya.
Adara hanya memutar bola malas. Setelah jam istirahat pertama berlalu sampai saat ini Gama selalu menyebutnya Pipit. Padahal dia sudah mengatakan nama aslinya beberapa kali. Tapi Gama sama sekali tak percaya. Evania? Ya, Adara sudah tahu kalau Evania lah yang mengatakan pada Gama kalo namanya adalah Pipit. Tapi bukannya minta maaf, dia malah ikut-ikutan memanggil dirinya dengan nama Pipit. Menyebalkan memang.
"Pipit ayo buruan! Nyapu aja lama lo!" ucap Evania. Ya, dia kesal karena harus menunggu sahabatnya yang ada jadwal piket hari ini. Padahal tadi dia sudah mengajak Adara pulang saja. Tapi sama sekali tak didengarkan olehnya.
"Berisik, bisa diem gak!" bentak Adara sambil membanting sapu ke lantai. kemudian berucap pada teman sekelasnya yang mendapatkan piket hari ini. "Gue pulang ya, besok pagi deh gue piketnya. Capek gue!"
"Nggak boleh!" ucap Almetta tak setuju.
"Nggak bisa gitu Dar, lo harus taati peraturan!" ujar Sarah.
"Gue kasi tahu Aldo nih ya, biar dia lapor sama wali kelas," ancam kahfi.
"Gue juga bakal bilang bendahara biar lo di denda Dar, kalo lo sampe pulang!" ujar Rafi.
Adara kemudian mengeluarkan uang lima puluh ribuan empat lembar dari saku bajunya dan meletakannya di meja. "terserah!"
"Nahh, kalo gini bisalah buat uang tutup mulut, kenapa ngga dari tadi aja sih," ujar kahfi yang disetujui oleh yang lainnya.
"Hati-hati ya Dar," ucap Almetta.
"Hmm," jawab Adara kemudian pergi ke luar kelas.
"Eh pipit tunggu!" ucap Evania dan Gama barengan.
Setelah mereka bertiga sampai diparkiran. Adara langsung berteriak heboh melihat keadaan ban mobilnya.
"Siapa yang ngempesin ban mobil gue? Ya ampun. Gila tuh orang! Mana semuanya lagi."
Evania hanya melongo melihat keadaan ban mobil Adara. "Yah...gue pulang gimana?"- batinnya.
"Yang ngempesin emang nggak punya perasaan! kalo mau ngempesin jangan semuanya kali, sisain satu!" ujar Gama kesal.
"Ya, iyalah bego! kalo punya perasaan nggak mungkin dikempesin bannya," ucap Adara kesal.
"Gue rasa ini kelakuan si lampir deh, Dar." ujar Evania serius.
"Jangan nuduh sembarangan! lo emang punya bukti, nggak kan?" tanya Gama.
"Kenapa mobilnya Dar? bannya Kempes?" tanya Alfian tiba-tiba.
Adara hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Ya udah lo pulang sama gue aja kalo gitu," ucap Alfian.
"Terus Evania gimana?" tanya Adara.
"Tenang aja kali, kan ada Gama." ujar Alfian.
Adara menoleh pada Gama." Lo anterin Eva ya, Gam?" pintanya.
Setelah mendapat anggukan kepala dari Gama. Adara langsung menaiki motor Alfian. Setelah memastikan Adara duduk dengan nyaman, Alfian segera melajukan motornya.
"Maaf Dar, gue sengaja ngempesin ban mobil lo supaya bisa nganterin lo pulang," - ucap Alfian dalam hati.
-----------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
Jangan lupa vote+komen nya ya!
(12 MEI 2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Підліткова література[TAMAT] Sahabat, teman, kasih sayang, kekayaan, dan kebahagiaan. Semuanya didapatkan oleh seorang Adara Adsilla. Hingga perlahan-lahan semuanya telah berubah, berbanding balik dari sebelumnya. Adara merasa sendiri didunia ini. Dia benar-benar kesep...