50

34 6 3
                                    

Adara mengurung dirinya dikamar dari semenjak dia pulang sekolah. Bi Asih dan Om Agis berulang kali membujuk gadis itu agar mau keluar. Mereka berdua sangat cemas, takut terjadi apa-apa dengan Adara.

"Kira-kira Adara kenapa ya, Bi? Agis berusaha menebak apa yang sebenarnya terjadi.

Bi Asih menggeleng tanda 'tidak tahu'.

Agis memegang kepalanya gusar. Anak remaja seperti Adara ini masalahnya paling-paling soal temen atau pacarnya.

"Telpon temennya coba, Bi!" suruh Agis.

"Baik, Tuan." Bi Asih kemudian mengambil ponsel di sakunya. Kemudian mencari-cari nama kontak Evania, setelah ketemu bi Asih lalu memencet tombol panggil.

Lumayan lama memang, tapi Evania tetap menjawabnya juga.

"Iya?"

"Non, Eva. Bibi mau tanya, Adara kenapa ya?"

Bi Asih sengaja menyalakan speakersnya agar Agis juga dapat mendengar.

"Nggak tahu."

"Loh, masa nggak tahu? Kan Non Eva temennya."

"Udah nggak."

Setelah mengatakan itu, Evania memutuskan sambungan telponnya.

Agis mengernyit. "Kayaknya masalahnya sama Evania deh, Bi. Menurut saya."

Bi Asih mengangguk membenarkan. "Bibi telpon Den Gama aja ya biar lebih tahu masalahnya?"

Agis berpikir sejenak. "Gama ini pacarnya Adara?"

"Iya."

"Oke, telpon!"

Bi Asih menelpon Gama. Gama mengangkatnya di detik ke delapan.

"Assalamualaikum Den, Gama?"

"Waalaikumsalam."

"Den ... Non Adara kenapa ya? Dia dari waktu pulang sekolah sampai sekarang nggak keluar-keluar kamar. Bibi khawatir, Bibi juga denger dia nagis terus."

"Gama nggak tahu."

"Loh?"

"Udah ya, Bi? Gama sibuk ada urusan."

"Eh, sebentar. Bibi masih mau-"

Sambungan terputus sepihak lagi. Bi Asih menghela nafasnya. "Ini pada kenapa sih?'

"Apa pacarnya juga lagi ada masalah sama Adara?

"Mungkin aja sih, Tuan. Soalnya Den Gama nggak pernah se cuek ini sama Non Adara. Se sibuk-sibuknya dia, kalau tentang Non Adara pasti lebih diutamain."

Agis bingung sekarang. Kemudian dia bangkit dan pergi lagi ke atas, menuju kamar Adara.

Tok'

Tok'

"Sayangnya Om, Ikut Om yuk? Om mau ajak kamu keluar. Om tahu, kamu ada masalah. Tapi jangan siksa diri kamu gini dong sayang, kamu bisa berbagi duka kamu sama Om. Kita pergi sebentar buat bikin kamu sedikit lega dengan menghirup udara segar di luar, ya?"

"Adara nggak mau, Om," sahut Adara dari dalam kamar.

"Kenapa?"

"Nggak apa-apa."

"Oke. Tapi Om masuk ke dalam boleh?" pinta Agis.

Di dalam kamar Adara segera melangkahlan kakinya ke arah pintu. Setelah pintu dibuka dan Om Agis ingin masuk, ternyata Adara malah keluar dari dalam kamar dan berjalan turun di tangga.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang