Bel pulang berbunyi, membuat murid di kelas X1 IPA 1 bersorak senang. Tapi, semua kelas juga sama seperti itu sepertinya.
"Oke. Cukup sekian pelajaran kita hari ini, nanti kita lanjut lagi minggu depan. Wassalamualaikum," ucap Bu Ainun sebelum pergi keluar kelas.
"Waalaikumsalam," jawab semua penghuni kelas. Satu persatu mereka semua mulai meninggalkan kelas.
"Dar, gue nggak pulang bareng ya. Mama Wulan mau jemput gue." ucap Evania.
Adara mengangguk. "Lo deket banget ya sama tante Wulan? Kalian itu kayak anak dan ibu kandung asli, orang-orang juga pasti sepemikiran sama gue."
"Yoi," Evania tertawa. Evania juga sangat bersyukur, Menurut Evania sosok Wulan itu seperti malaikat tak bersayap. Waktu Mamanya meninggal Wulan lah yang selalu ada disisinya dan yang menguatkannya.
"Kamu beruntung Va Mama tiri lo itu tante Wulan, dia kan baik." ujar Adara, Evania tersenyum bangga. "Kalau bukan, nggak kebayang sih nasib lo kalo punya Mama tiri kejam. Habis lo di suruh ini itu," lanjut Adara sambil terkekeh, membayangkan Evania berada di posisi anak tiri yang selalu di marahi oleh Mama tiri nya.
"Mati gue, Dar" ucap Evania, tertawa. "Yuk pulang!" Adara mengangguk, mereka berdua berjalan beriringan.
"Eh.. Va main tebak-tebakan yuk!" ajak Adara.
"Okay setuju, lo dulu!" ujar Evania.
Adara berdehem. "Oke. kapan.. kapan waktu yang tepat untuk membuka pintu?
"Saat mau masuk?"
"Salah!"
"Keluar?"
"Salah!"
"Saat pintu di kunci?"
Adara menggelengkan kepalanya. "Bukan! Nyerah?" Evania mengangguk.
"Saat pintu masih tertutup," Adara dan Evania tertawa.
"Sekarang giliran gue!" ucap Evania semangat.
"Nembaknya ke lantai tapi yang kena hidung, tahu nggak apa?"
"Nembak ke lantai, yang kena hidung. apaan ya?" ulang Adara, dia masih berfikir. "Susah!"
"Masa nggak tahu sih!"
"Bentar, mikir dulu!"
"cepet!"
"Ya udah nyerah,"
"Kentut Woi," Evania tertawa.
"Lah iya ya," Adara ikutan tertawa. "Gue ada lagi ni,"
"Apa?"
"Bila gajah jadi ayam, lalu singa jadi ayam, dan kambing jadi ayam, maka ayam jadi apa?"
"Ayam jadi.." Evania masih berfikir. "Apa ya?"
"Nyerah?" tanya Adara, Evania mengangguk pasrah.
"Ayam jadi banyak dong," jawab Adara, tertawa.
"Anjir!" umpat Evania kesal, tapi dia juga tertawa.
"Ada lagi, ada lagi!" ucap Adara semangat. "Orang, orang apa yang berenang tapi rambutnya tak pernah basah?"
"Gue tau! Orang botak?"
"Aish, kok tau sih!"
"Ya gue kan pintar," ucap Evania bangga.
"Ada lagi nih, gue jamin pasti lo nggak tau!" ucap Adara dengan yakin.
Evania tersenyum miring. "Apa?"
"Ada lima orang yang berjalan di bawah satu payung kecil tapi anehnya tidak seorang pun yang kehujanan, kenapa hayo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Teen Fiction[TAMAT] Sahabat, teman, kasih sayang, kekayaan, dan kebahagiaan. Semuanya didapatkan oleh seorang Adara Adsilla. Hingga perlahan-lahan semuanya telah berubah, berbanding balik dari sebelumnya. Adara merasa sendiri didunia ini. Dia benar-benar kesep...