Evania menguap lebar saat pertama kali bangun dari tidurnya. Ada rasa menyesal mengapa dihari minggu begini dia harus bangun pagi-pagi sekali. Masih jam enam, apa yang akan dilakukan?
Evania membuka ponselnya dan membuka aplikasi instagram, dia terkejut melihat postingan Amira yang sedang di lestoran bersama Adara. What?!
"Apa semalam mereka double date ya?" Evania menghembuskan nafas kasar. Sedikit perasaan tidak terima dia melihat foto itu. Harusnya yang ada diposisi Amira itu dirinya!
Evania melihat foto itu sekali lagi, mereka berempat nampak bahagia sekali.
"Apa sekarang lo lebih milih Amira dari pada gue, Dar? Setiap hari lo selalu nanya gue ini suka nggak sama Alfian, kalau misalnya gue jawab iya, apa lo mau bantu gue dapetin Alfian? Nggak mungkin, Dar! Amira itu temen deketnya Gama, jelas lo pasti lebih dukung yang Gama pilih dari pada gue."
"Gue kecewa sama lo, apalagi lo pergi tanpa ngajak atau seengaknya bilang dulu sama gue, Dar."
Evania terdiam beberapa saat, sampai akhirnya kekesalanya memuncak dan membuat Evania tanpa sadar membanting ponselnya sendiri.
Untung tidak sampai rusak.
***
Hari senin disambut ceria oleh Adara, tidak seperti biasanya memang.
Adara berjalan kekelasnya sambil bersenandung kecil. Gama sendiri heran. "Kamu kenapa sih sayang?"
Adara menggeleng.
"Serius? Ada apasih, kok seneng gitu? Bagi-bagi dong bahagianya."
"Nggak mau." Adara masuk kekelas dengan cepat dan langsung mendudukkan dirinya dibangkunya.
Gama menyerah. Adara tidak akan mau bercerita kalau seperti ini. Dia melangkah menuju bangkunya dan memperhatikan Adara dari sini saja.
Gama mempertajam penglihatannya pada ponsel Adara yang sedang menampilkan suatu gambar seorang pria yang lumayan dewasa.
Adara memandanginya dengan senyum sama seperti tadi. Ceria dan penuh bahagia!
Siapa dia? Gama bener-bener tidak tahu. Jika itu adalah Papanya Adara, sepertinya dugaannya salah. Karena sebelumnya, Gama pernah melihat foto Papanya Adara.
"Si Adara selingkuh sama om-om?" tanya Lutfhi yang juga sedang memperhatikan Adara.
"Sembarangan! Jaga omongan lo ya," kata Gama langsung marah.
"Lihat deh, Gam. Tatapannya Adara itu mencurigakan gitu, kek lagi kasmaran tahu. Bisa aja kan dia bosen sama lo?"
"Nggak mungkin, kalo iya ngapain harus sama om-om segala sih?"
"Ya lo mikir dong, Gam. Adara kan yatim piatu, nggak akan ada yang bisa biayain dia lagi. Kalau bergantung pada harta warisan sih, bisa habis kapan aja kan?"
"Maksud lo apa?" Gama melototkan matanya tajam.
Lutfhi kikuk. "Hehe, bercanda, Gam. Jangan marah dong."
"Lain kali omongan tuh dijaga, gue jamin Adara nggak akan pernah seperti yang lo bilang tadi!"
"Iya, iya, gue percaya kok."
"Bagus." Gama beralih menatap kedepan. Pikirannya tak karuan, dia bener-bener takut akan yang dibilang Lutfhi itu kejadian.
***
Dari jam pertama sampai istirahat ini, Evania benar-benar mendiamkan Adara. Adara sampai capek menanyakan alasannya.
"Lo kenapa sih, Va?"
Evania lalu pergi keluar kelas tanpa satu patah katapun.
Adara menghembuskan nafas kasar, menyerah.
Gama yang baru kembali dari kantin menghampiri Adara sembari membawa dua bungkus batagor.
"Kenapa?" tanya Gama yang melihat Adara cemberut.
"Evania marah sama gue, gue nggak tahu kenapanya sih, apa gara-gara kita makan sama Alfian dan Amira?"
Gama diam sejenak sebelum mengangguk.
"Serius?" tanya Adara khawatir.
"Iya. Kayaknya gara-gara Amira posting foto waktu kita lagi dilestoran deh."
"Apa? Emang Amira posting foto kita waktu itu?"
Gama mengangguk.
Adara menyandarkan tubuhnya pada kursi. "Nggak salah lagi, Gam. Evania pasti marah kalau soal itu."
"Yaudah deh, kita makan dulu ya?" Gama menyodorkan satu bungkus batagor pada Adara.
Adara menggeleng. "Gue mau samperin Evania dulu."
"Tapi, Dar—"
Ucapan Gama berhenti saat Adara sudah berlari kencang meninggalkan kelas.
Adara terus saja mencari Evania ke segala tempat yang ada disekolah ini. Namun, benar-benar Adara tak menemukan tanda-tanda adanya Evania.
Mungkin ada tempat yang terlewat? Adara memejamkan matanya mencoba mengingat-ingat.
Sepertinya tidak. Adara menyerah dan memutuskan kembali ke kelas. Mungkin saja Evania juga sudah berada disana.
***
Gama melirik ponsel Adara yang tertinggal. Karena penasaran akan sosok laki-laki tadi,dengan terpaksa Gama mengambil ponsel Adara tanpa izin.
Dibukanya galeri untuk melihat foto tadi. Setelah lama membuka album ini dan album itu, Gama akhirnya menemukan foto laki-laki tadi. Gama meneliti dengan sangat serius sampai-sampai dahinya agak berkerut.
Jika dilihat-lihat, laki-laki ini seperti baru berusia tiga puluh tahunan, pikir Gama. Selain tampan, laki-laki ini sepertinya sudah sangat mapan.
Apa benar dia ini selingkuhan Adara? Gama tak habis pikir dengan pikirannya.
Karena tak ingin suudzon lagi, Gama memutuskan menyimpan kembali ponsel Adara. Namun, satu notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya Adara membuat Gama langsung melototkan matanya kaget.
Om Agis
Dua hari lagi saya akan datang, sayang ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely
Teen Fiction[TAMAT] Sahabat, teman, kasih sayang, kekayaan, dan kebahagiaan. Semuanya didapatkan oleh seorang Adara Adsilla. Hingga perlahan-lahan semuanya telah berubah, berbanding balik dari sebelumnya. Adara merasa sendiri didunia ini. Dia benar-benar kesep...