23. Tanpa Ares?

61.1K 10K 6.7K
                                    

Absen yang nunggu !!

****

Sudah lengkap dengan kemeja putihnya yang ditata apik. Laki-laki paruh baya itu berdiri dengan kaku didepan kantor kepolisian terdekat dirumahnya. Tanganya sudah memegang beberapa berkas-berkas penting juga data-data seseorang. Dengan langkah ragu, pria itu memasuki kantor polisi. Berusaha tersenyum ramah kala beberapa polisi menatapnya menyelidik.

"Ada yang bisa kami bantu Pak?"

Saat salah satu orang terlihat masih muda terbalut pakaian polisi ditubuh kekarnya, menggiring orang tersebut untuk duduk. Bapak itu menyanggupi, kini dia duduk berhadapan dengan salah satu anggota kepolisian hanya terhalang meja.

"Pelaporan atas kehilangan anak."

Tampak terkejut, polisi yang menangani itu masih mencoba tersenyum. Mengambil berkas-berkas yang disodorkan, membaca teliti data pribadi anak yang dimaksud.

"Masih Balita Pak?"

"Ya."

"Umur 2 tahun 6 bulan ya?" Polisi itu menatap pria tua didepanya.

"Ya sekitar itu, anak laki-laki masih mungil." Bapak itu tersenyum canggung, grogi dengan ucapanya. Lebih tepatnya takut salah.

"Sudah berapa hari menghilang Pak? Apakah tak ada kabar?" Tangan polisi itu bersedekap diatas meja, mulai mengintrogasi pria paruh baya didepanya.

"Maaf sebelumnya." Pria itu diam, menghela nafas kemudian melanjutkan ucapanya. "Sudah satu bulan lebih dia mengilang."

Polisi itu tentu terkejut. "Kenapa baru dilaporkan sekarang Pak? Seharusnya jika beberapa hari tak ketemu, sebaiknya mengandalkan pihak berwajib untuk mencarinya. Bukan membiarkan selama itu."

"Saya memiliki banyak anak buah dirumah, saya pikir mereka cukup untuk diandalkan. Dan ternyata tidak, saya meminta tolong pada anda Pak, ini anak saya yang paling kecil. Saya takut jika itu sangat memengaruhi kehidupanya diluar, itu sangat tak enak untuk dirasakan bocah sepertinya." Pria paruh baya itu tampak memelas. Wajahnya tak sesegar yang dibayangkan, melainkan keriput. Sangat tak memungkinkan jika memiliki anak masih balita berusia 2 tahun hanya lebih beberapa bulan, tapi bisa saja terjadi sebenarnya.

"Saya paham, kami akan mencari anak itu sebisa mungkin. Dan akan menghubungi beberapa cabang kepolisian diberbagai daerah disini, anda akan kami beri kabar setiap memiliki beberapa bukti yang kuat. Atau juga anda juga menghubungi kami jika ada hal hal mencurigakan tentang balita itu."

"Terima kasih Pak, sebelumnya," balas pria tua itu.

"Ya, anak bernama—" polisi itu menggantungkan ucapanya, membolak balik kertas yang dibungkus map biru rapi. "Ares Shaka Rajasa?"

Pria paruh baya itu mengangguk, tersenyum manis kala mendengar nama itu. "Ya, Ares."

***

Lintang Bintang 🐽 (11)

Lintangg:
WOI SU!

Bintang:
Waalaikumsalam Sayang🥰

Lintang:
Maaf Yang, kelupaan. Assalamualaikum.

Bintang:
Waalaikumsalam Sayang🥰

Rio:
Su jijik

Lintang:
Rio dajal, orang ngucap salam malah jijik.

Rio:
Bukan salamnya anjg, udah bales dalem hati. Lo berdua, 👬

Altair:
Bukan lagi, 👬👄💦💍👶

Our Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang