40. ARESS?!

43K 7.5K 3.5K
                                    

Ada yang kangen?

Absen dulu yuk, jam berapa nih bacanya?

****

Allard mengecup pipi Ares berkali-kali membuat balita itu menabok pipi Allard kencang.

"Lard diem," ujar Seina kesal saat wajah Ares terus bergoyang untuk bercanda dengan cowok itu. Gadis yang memegang sisir rambut itu menatap tajam Allard yang tiduran dengan seragam SMA lengkap dan tampak kusut karena dibuat tiduran.

"Iya Mama," bisik Allard ke Ares, menyuruh balita itu berkata pada Seina.

"Iya Ammaaa.." ujar Ares dengan tatapan ceria membuat Seina mengurungkan niatnya untuk marah.

"Ares cakep banget sii," puji Seina setelah selesai menyisiri rambut Ares. "Kalau kamu seumuran Mama, udah Mama pacarin. Sumpah deh," ujar Seina mencium pipi Ares gemas.

"Pacalin?"

"Iya, Ares tau ga-" Seina tersenyum merasa ini bukan hal baik jika dia bercerita pada Ares apa itu pacaran. Dia bahkan baru berumur 2,5 tahun.

Tatapan sinis dari Allard langsung Seina dapatkan. "Maunya yang ganteng doang lo mah," ketusnya.

"Yaiyalah. Kalau lo gak ganteng ya gak gue sayang Lard!" Balas Seina tak tau malu. Gadis itu terkekeh melihat wajah kesal sekaligus wajah malu Allard yang tampak lucu. Tumben kan Seina mendapat momen seperti ini.

"Oh iya, lo mau hadiah apa lagi?"

Seina diam, melirik kalung yang dipakainya. Gadis itu tersenyum tipis mengingat sikap Allard tadi malam.

"Gue nanya, bukan nyuruh ngebayangin," sindir Allard melihat Seina yang senyam senyum sendiri. Suka heran sama Seina. Tipe cewek yang nggak malu lagi kalau udah kenal seseorang. Seperti denganya. Meskipun awal bertemu juga Seina tidak kalem.

Cowok itu bangkit dari posisi awalnya. Merapihkan baju serta menatap Ares yang berjalan ke dapur. "Mau ngapain bocah?!" tanya Allard.

"INUMMMMM!"

Allard memutar bola mata malas mendengar jawaban Ares yang dikeraskan. "Anak lu tuh," ujar Allard pada Seina yang sedang memakai sepatu.

"Yang nemu siapa," balas Seina kesal.

"Gak niat mau ngadain pesta? Ama temen-temen lo gitu?" tanya Allard.

Seina langsung menoleh dengan wajah sinis. "ELO NGEJEK GUE?"

"Apaan?!" tanya Allard tak terima. Seolah paham, cowok itu tertawa setelahnya. "Oh iya lo kan nggak punya temen. Dira doang."

"Ih ada ya," bantah Seina. "Rayhan, Winda, Yara."

"Itu mah temen Dira semua," ujar Allard. Cowok itu diam sebentar. "RAYHAN SIAPA ANJIR?!" sentak Allard.

"Lo punya temen cowok?" Allard berdiri menarik bagian belakang tas Seina membuat gadis itu terhuyung ke belakang.

BUGH!

"ALLARD!!" Teriak Seina saat kepala belakangnya terbentur meja dengan keras.

"AMAAAA!!"

Allard hanya bengong, berdiri dengan Seina yang meringis mengusap kepala belakangnya. Juga dengan Ares yang memegangi pipi Seina kencang.

"Ndak apa?" tanya Ares pelan.

Seina terkekeh melihat Ares yang tampak polos bertanya. Sedangkan menghela nafas berkali-kali melihat Allard yang hanya bengong.

"Dasar nggak tau diri." Oke, jelaskan kepada Seina kenapa Allard bisa baik dan sangat romantis padanya tadi malam. Benar-benar berbanding terbalik dengan sikapnya. Dia jatuh bukanya nolongin malah bengong.

Our Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang