7. Ribut

79.5K 11.6K 2.8K
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komen banyak-banyak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Komen banyak-banyak!

Yang nungguin update??

_ _ _

Allard dan Seina memasuki panti dengan tergesa. Keduanya tambah panik saat mendengar tangisan Ares. Gila, dari tadi nggak berhenti nangisnya.

Sampai didalam mereka langsung dihadapkan dengan Bu Desi yang menenangkan Ares. Balita itu juga hanya duduk disofa menangis keras. Terlebih saat melihat Allard datang.

"Bu," panggil Seina pada Bu Desi yang masih mencoba menenangkan Ares.

"Gini Sei—"

"Suutt.. Udah ada Papa oke?" ucapan Allard menghentikan ucapan Bu Desi.

Cowok itu merentangkan tanganya. Ares terlihat linglung, tubuhnya bergetar, tangisan keras masih terdengar ditelinga mereka, apalagi saat melihat Allard.

Balita itu mencoba turun dari kursi perlahan. Kepalanya menoleh kekanan seolah waspada. Tapi sedetik kemudian langsung memeluk Allard erat. Menangis tergugu disana.

"Akuutt... Apa ndak ada.." tangis Ares. Kepananya bersandar di bahu Allard.

Allard dengan pelan menangkat Ares kegendonganya. Meninggalkan Seina yang masih berbincang tentang Ares dengan Bu Desi.

"Siapa heum? Bilang," ujar Allard lembut.

Raut wajah Ares tak bisa ditebak. Banyak yang menampilkan raut waspada di mukanya. Tangisan juga tak terhenti dari tadi sampai Allard bisa merasakan suara Ares yang serak.

Ares mendongak. Memeluk leher Allard erat. "Om ajaatt.." rengek Ares tetisak pelan.

Allard menggeram. Ajat? Dia yakin pelakunya adalah orang yang ia pukuli waktu pertama kali menemukan Ares.

Allard menurunkan Ares dirumput halaman depan panti. Cowok itu kemudian duduk, tapi langsung ditempeli Ares lagi. Balita itu seolah takut jika Allard hilang tak ada disampingnya.

"Nggak bakal kemana-mana oke? Udah ada Papa," ujar Allard pelan mengusap punggung kecil Ares yang kini sudah memeluknya. Lagi.

"Ales agi ain. Ditalik Om Ajaatt... Au dibawa ke sana. Ales ndak au. Ales au ama Apaaa.." jelas Ares sambil sesenggukan.

Our Destiny [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang