Seorang cowok bertindik hitam di telinga kiri memainkan lidah di rongga mulut kala mendapati gadis yang menjadi mantan kekasihnya itu mengejar-ngejar langkah cowok jangkung yang paling disegani seantero sekolah. Cowok yang tak lain adalah Edri Mahardika itu mendengus tak suka melihat pemandangan yang mampu menyulut api cemburu di dadanya.
Di sana, di depan kelas ketua geng Graventas, Theaa tampak memberikan sesuatu pada Atha. Memang tidak langsung diterima, namun Edri mengeraskan rahangnya kala melihat senyum yang seharusnya hanya untuknya kini dengan mudahnya Theea berikan untuk cowok lain saat Atha menerima pemberiannya.
Cowok yang kancing seragamnya yang dibiarkan tidak terpasang, rambut berantakan dan dasi yang dilonggarkan tersampir di bahu mengumpat. Ia benar-benar tidak terima Theea berpaling darinya. Ia tidak terima Theea mencampakkannya. Cowok itu mengumpat, lagi, mengingat dulu Theea memutuskan hubungan mereka secara sepihak.
Edri bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Atha yang masih berdiri di depan kelasnya seraya menatap kepergian Theea yang menjauh dengan langkah ringan. Cowok itu berhenti satu meter dari Atha seraya memasukkan kedua tangan di saku celana.
"Bisa gak, jangan deket-deket sama cewek orang?" kata cowok bertindik itu membuat Atha yang tadinya ingin berbalik masuk ke dalam seketika mengurungkan niatnya. ketua Graventas itu menatap Edri dengan satu alis terangkat seakan mengatakan, 'lo ngomong sama gue?'
"Theea itu masih pacar gue. Tolong jauhin dia kalo lo gak mau gue habisin!"
Mendengar ancaman itu Atha mengangguk-angguk. Jadi mantan pacar Theea ini tengah cemburu padanya. "Lo ngancem gue?" tanya Atha tenang, sama sekali tidak terpengaruh dengan ancaman Edri. "Gue gak ngerasa deket sama pacar siapapun, termasuk pacar lo."
"Gak usah ngelak lo! Gue jelas-jelas liat lo nerima sesuatu dari Theea!" sentak Edri mulai menaikkan nada suaranya membuat para siswa yang berada di sekitar mereka melirik penasaran.
Atha menghela napasnya menghadapi tingkah Edri yang gampang sekali terpancing emosi. "Apa salahnya nerima permberian orang lain?" tanya Atha heran. Benar 'kan? Apa salahnya menerima pemberian dari orang lain? Atha menerima pemberian Theea bukan berarti mereka dekat 'kan? Kalaupun bukan Theea yang memberikan pada Atha, dia tetap akan menerima, kok. "Sebenarnya masalah lo itu apa sama gue, Dri? Dari dulu kayaknya lo marah banget sama gue. Gue pernah nyinggung lo?"
Alih-alih menjawab, Edri justru berdecih sinis. "Gak usah sok baik, anjing! Muak gue liat kelakuan lo yang sok itu! Jauhin Theea! Kalo lo gak mau, liat apa yang bakal gue kaluin buat lo!"
"Apa yang bakal lo lakuin ke gue? Mau ngirim surat ngajak war lagi?" sahut Atha cepat dengan nada datarnya. Edri menatap Atha tidak percaya membuat Atha semakin yakin jika dugaannya benar. Satu-satunya orang yang terlihat sangat membencinya adalah Edri, mantan kekasih Theea. "Gue tahu, lo yang ngirim surat konyol itu ke markas Graventas. Apa tujuan lo ngajak anak Graventas perang? Sebelumnya kita gak pernah ada masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You [TERBIT]
Teen FictionJudul lama : ATHAZIO Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya. Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...