When I Met You [TERBIT]

WIMY - 51

Hai...

Bantu aku buat tandain typonya ya,

"Keadaan Theea sekarang gimana, ya?"

Pertanyaan dari Kavin membuat perhatian semua teman-temannya teralih padanya. Keenam cowok pentolan sekolah itu tengah berkumpul di kantin saat jam istirahat kedua.

"Yang pasti dia terpuruk banget. Bayangin aja, dalam sehari dia kehilangan dua orang yang paling berarti di hidupnya," sahut Rival dengan ekspresi sedihnya mengingat musibah yang dialami tetangganya itu.

"Gue jadi kasian. Gak ada lagi yang ngurusin dia. Mana dia anak tunggal, gak punya sodara, mama sama papanya juga anak tunggal. Satu-satunya keluarga yang dia punya cuma omanya yang masih di Kanada."

Gabriel melirik sepupunya yang hanya diam termenung. Cowok itu pasti tengah memikirkan Theea. Satu-satunya orang yang mengetahui pernikahan Atha dan Theea di antara mereka hanya Gabriel.

Atha bilang ia akan memberitahu semua teman-temannya setelah Theea tahu. Atha tidak mau membiarkan Theea mengetahui status baru mereka dari orang lain.

Tiba-tiba Atha bangkit membuat semua temannya menatap ke arahnya. "Gue ke kelas duluan," kata cowok itu kemudian berlalu begitu saja tanpa mendengar persetujuan teman-temannya.

Namun bukannya ke kelas, Atha justru pergi ke taman belajang, tempat di mana kisahnya dan Theea baru di mulai. Cowok itu duduk di kursi besi panjang di bawah pohon lalu mengeluarkan ponselnya.

Ia mencari sebuah nama di kontak dan mencoba menghubunginya setelah sebelumnya sempat ragu. Atha menggigit bibir bawahnya cemas menunggu panggilannya di angkat.

"Halo?"

Atha menahan napasnya mendengar suara yang terdengar lemas itu. Cowok itu berusaha menguasai dirinya dan berdehem pelan sebelum bersuara. "Ini gue, Atha."

Tidak ada sahutan.

Atha yakin seseorang di seberang sana syok dengan tindakan Atha yang tanpa aba-aba.

"Theea, are you okay?"

"Ini siapa?" Atha tersenyum kecil. Sesuai dugaannya. Gadis itu akan merespon seperti ini. "Lo salah nomor."

"Nama lo Ananda Theea Faurent bukan? Tetangga Rival?" tanya Atha.

"Atha?" tanya gadis itu ragu. "Lo Athazio?"