Judul lama : ATHAZIO
Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya.
Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...
Pekikan melengking yang berasal dari mulut seorang cewek yang duduk di pinggir lapangan menyaksikan murid kelas XII IPA1 berolahraga membuatnya menjadi pusat perhatian. Sementara yang disoraki hanya menatap sekilas, mendengus lirih kemudian melengos.
Merasa ada yang memegang bahunya, Atha menoleh. Rival tengah menatapnya dengan tatapan jahilnya. "Permainan baru dimulai, Paketu," goda cowok hitam manis itu seraya tertawa geli. Atha menepis tangan Rival lalu tanpa sepatah katapun cowok itu berlalu meninggalkan Rival yang masih tertawa.
Sementara cewek yang duduk di pinggir lapangan di bawah pohon lindung bersama ketiga sahabatnya, kini tampak santai mengipas wajah mereka seolah tidak terjadi apa-apa setelah salah satu dari mereka menyoraki ketua geng Graventas. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Theea.
"Lo suka sama Atha, Ya?" tanya Vava yang bersandar di bahu Kalista. Sementara Zia bersandar di pohon lindung begitu pula dengan Theea yang mengalihkan pandangannya dari lapangan.
Cewek itu terlihat berpikir sejenak kemudian menggidikkan bahunya. "Belum suka, masih ada di tahap tertarik," jawabnya santai.
Zia menyahut. "Tertarik sama apanya?"
"Dia beda. Beda dari cowok lain." Zia dan Vava sontak saling pandang mendengar jawaban Theea, sementara Kalista hanya diam menyimak.
"Kalo lo beneran suka sama Atha, gue akuin kali ini selera lo mulai bagu," celetuk Zia mengangguk-angguk membuat Theea mendelik tidak terima.
"Maksud lo selama ini selera gue jelek?" tanya cewek itu galak.
"Jelek banget!" sahut Zia dan Vava serempak kemudian tertawa. Sementara yang ditertawakan malah memberengut kesal. "Si Edri bukti nyata."