EPILOG

27.1K 1.9K 100
                                    

Tandain typonya, ya..

Tandain typonya, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Theea duduk menekuk lututnya bersandar di kepala ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya. Gadis itu menghela napasnya berkali-kali.

"Ma, Pa. Sekarang Theea udah jadi istri orang. Theea jadi istrinya Atha, laki-laki pilihan Papa yang selama ini Theea kejar-kejar."

Senyumnya perlahan memudar seiring matanya yang berkaca-kaca. "Tapi sayang, kita gak sama-sama waktu Atha jabat tangan Papa. Gak ada Theea, gak ada Mama. Rasanya campur aduk. Theea gak tau harus seneng tau sedih. Pasti Papa udah tenang ya pergi setelah amanahin Atha buat jaga Theea. Makasih ya Pa."

Demi apa pun Theea merasa sesak di dadanya. Pernikahannya tidak seperti orang kebanyakan. Pernikahannya tidak dihadiri olehnya, oleh mamanya. Ia menikah dalam situasi yang menyedihkan.

"Tenang di sana ya, Ma, Pa. Doain Theea bahagia di sini. Kalian gak perlu khawatir lagi, Theea sekarang udah gak sendiri lagi, ada suami Theea yang jagain Theea. Papa tenang aja, Theea akan sering-sering kunjungin Oma di Kanada."

Theea baru tahu jika omanya tidak ikut bersama kedua orang tuanya pulang ke Indonesia.

Tok tok tok

Theea tersentak mendengar ketukan pintu kamar dari luar. Gadis itu segera menghapus air matanya kemudian beranjak membukakan pintu.

"Belum tidur?" Pertanyaan itu langsung Theea dapatkan dari sosok cowok yang sudah resmi menjadi suaminya.

Gadis itu terpaku sejenak kemudian berdehem canggung. "Belum. Ada apa?" tanyanya.

"Ada bakso sama es krim, lagi disiapin Umma. Ayo turun, lo belum makan malem kan?" tanya cowok itu perhatian.

Theea terenyuh mendapat perhatian seperti itu. Atha dan Umma Nadia memang sudah meminta izin pada Theea untuk menemaninya di rumah besar ini agar gadis itu tidak kesepian, tentu saja Theea tidak keberatan.

"Gue gak laper," tolaknya.

Atha menghela napasnya pelan memperhatikan gadis di hadapannya ini. "Di paksain ya? Kita makan bareng, ada Ayah juga tuh, beliau nanyain lo. Mau makan sama lo katanya." Atha tidak kehabisan akal membujuk istrinya itu. "Yang beliin bakso sama es krim itu Ayah."

Mendengar itu Theea mau tidak mau mengangguk kecil membuat Atha mengulum senyumnya. "Makasih, maaf ngerepotin," ujarnya pelan.

"Gak ada kata repot dalam keluarga, Theea. Lo udah jadi bagian keluarga Hazard sekarang." Atha menyahut sabar. "Ayo, keburu baksonya dingin."

When I Met You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang