Hola! Apa kabar hari ini?
Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan ya, aamiin.
Jangan lupa komen di setiap paragrafnya ya gess!
Pukul enam pagi Theea keluar dari kontrakannya dengan seragam sekolah yang membalut tubuh langsing gadis itu, lengkap dengan sepatu hitam dan tas yang sudah tersampir di bahu kiri. Namun penampilannya yang rapi tersebut dirusak oleh tatanan rambut pirang bergelombangnya yang asal-asalan.
Thee menatap rumah sederhana di sebelah kontrakannya lalu tersenyum lebar saat matanya menangkap sesosok cowok yang memakai seragam yang sama dengannya tengah menghidupkan mesin motor. Theea buru-buru mengunci pintu kemudian melenggang dengan langkah riang menuju sosok tersebut.
"Pagi tetangga ganteng!" sapa Theea begitu berada di samping tetangganya.
Mendengar suara yang sangat familiar sosok yang tak lain adalah Rival menoleh lalu mencibir. "Apa lo? Biasanya kalo udah muji-muji gue begini pasti ada maunya," tebak Rival yang tepat sasaran. Hal itu membuat Theea terkekeh geli.
"Tau aja lo. Om Rino mana?"
Belum sempat Rival menjawab, orang yang Theea cari sudah muncul dari dalam rumah. "Pagi anak cantik!" sapa sosok pria paruh baya yang sangat mirip dengan Rival berdiri di ambang pintu. Theea mengembangkan senyumnya lalu menghampiri sosok pria tersebut. Sementara Rival melanjutkan aktifitasnya. "Mau minta sisirin rambut pasti 'kan?" tebaknya yang mengundang cengiran Theea.
"Om tau aja, Theea jadi enak," celetuk gadis itu tersenyum lebar.
"Nyusahin lo!" Rival menyahut membuat Theea menatapnya sinis. "Cewek kok gak bisa nyisir rambut sendiri," lanjutnya mencibir.
"Dih! Sirik aja lo, Lamvir!"
"Nama gue Rival, woi!" seru Rival tidak terima.
"Terlalu cakep buat lo."
Rival menatap Theea yang memeletkan lidahnya seraya berkacak pinggang. "Untung lo tetangga gue," gerutu cowok itu lalu masuk ke dalam. Berurusan dengan Theea hanya akan menguras emosi. Sepeninggal Rival, Theeea tertawa renyah diikuti Rino yang juga tertawa geli melihat interaksi kedua remaja tersebut.
"Anak Om sensian banget," kekeh Theea diangguki oleh pria paruh baya itu. Setelahnya Rino menggiring Theea duduk di sofa dan mulai menyisir rambut remaja yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
Banyak sedikitnya Rino tahu apa masalah yang sedang dialami oleh keluarga gadis itu, tapi Rino tidak ingin terlalu ikut campur sebab bukan ranahnya masuk dalam masalah gadis yang duduk di depannya saat ini. Namun sesekali ia sempatkan untuk memberi masukan dan nasihatnya tanpa menyinggung gadis itu.
"Om bikin nasi goreng, tuh. Udah Om siapin buat kamu, pake telur dadar."
"Kebetulan banget Theea belum makan. Om yang terbaik pokoknya," sahut gadis itu seraya mengangkat kedua jempolnya membuat Rino tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You [TERBIT]
Teen FictionJudul lama : ATHAZIO Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya. Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...