WIMY - 40

25K 1.8K 319
                                    

Edri masih bisa sekolah dengan santai dan tanpa merasa bersalah sedikitpun membuat Rival geram bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edri masih bisa sekolah dengan santai dan tanpa merasa bersalah sedikitpun membuat Rival geram bukan main. Cowok hitam manis itu berkali-kali ingin menghampiri Edri dan memberinya beberapa pukulan sebagai balasan atas tindakannya pada Theea, namun Atha menahannya. 

"Orang kayak Edri gak akan kapok sama pukulan, Val. Percuma lo ngabisin tenaga buat mukul dia, yang ada lo bisa berurusan sama BK," tegur Atha membuat Rival mendengus pasrah. Apa yang Atha ucapkan memang benar, manusia bebal seperti Edri tidak akan pernah kapok dengan pukulan. Dia akan terus mencari masalah sampai puas. 

"Gue gedeg banget sama tampang gak bersalah dia. Pengen gue bonyokin tuh muka rasanya!"

"Theea hari ini gak sekolah?" tanya Kavin. 

Rival menggeleng. "Libur sampe kondisinya membaik," jawabnya kemudian menoleh pada Atha yang menatap Edri yang terlihat asik mengobrol dengan teman-teman sekelasnya sambil tertawa. 

Tatapan Atha benar-benar tidak lepas dari Edri bahkan ketika cowok bertindik itu menoleh kepadanya karena merasa di tatap. Kedua cowok itu bertatapan cukup lama hingga Edri lebih dulu mengalihkannya. Tak lama kemudian cowok bertindik itu beranjak dari posisinya menjauh. 

"Kena mental juga dia di liatin," celetuk Gabriel dengan tawa remehnya melihat kepergian Edri.

"Rekaman video itu udah lo kirim ke pihak sekolah, Al?" tanya Atha menoleh pada Alkan yang sedari tadi memejamkan matanya. 

"Udah," jawab cowk itu singkat. "Paling bentar lagi dia di panggil."

Atha mengangguk paham kemudian bangkit. "Gue ke toilet sebentar," katanya kemudian berlalu menuju toilet. Setelah menuntaskan hajatnya di sana, Atha keluar dan berniat kembali ke kelasnya sebelum seseorang menghadang jalannya. 

"Maksud lo apa ngeliatin gue kayak tadi?" 

Mendengar pertanyaan tersebut sontak Atha memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Sebelah alis nya ia naikkan. "Kenapa? Gak ada larangan kan buat natap siapapun yang gue mau. Toh mata juga mata gue, gak pinjem punya lo."

"Gak usah ngebacot! Lo mau nyari masalah sama gue kan?" tuding cowok bertindik itu menajamkan kedua matanya. 

"Karena hal sepele ini lo sampe nyamperin gue," sahut Atha tertawa tidak habis pikir. "Lo ngerasa terintimidasi sama tatapan gue atau gimana?" ejek cowok itu. 

Edri mengepalkan kedua tangannya. Baru saja ia akan menarik kerah kemeja Atha, suara dari pengeras suara sekolah yang memanggil namanya membuat tangan Edri menggantung di udara. Atha tersenyum miring melihat raut wajah Edri yang berubah sedikit panik. 

"Dipanggil siswa bernama Edri Mahardika kelas dua belas IPS enam untuk segera menghadap ruang kepala sekolah segera. Terima kasih."

"Ini pasti ulah lo kan?! Bangsat!" hardik Edri menatap Atha dengan nyalang. Ia mendorong bahu Atha hingga Atha sedikit terdorong ke belakang. "Gak ada kapok-kapoknya ya lo nyari masalah sama gue!"

When I Met You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang