Kali ini Theea belajar di rumah Atha tanpa Rival yang menemaninya. Cowok hitam manis itu katanya tidak bisa diganggu seharian ini karena dia sedang menjalani misi mendekati cewek incarannya dari kelas sepuluh lalu. Nama cewek itu kalau Theea tidak salah ingat adalah Moana dan dari kelas yang sama dengan cowok itu.
"Tha, menurut lo ada gak sih cewek yang gak cantik?"tanya Theea asal.
Atha menjawabnya tanpa mengalihkan tatapan dari buku."Semua cewek cantik."
"Tapi banyak yang bilang ada kok cewek yang gak cantik."
"Suruh periksa ke dokter mata aja mereka semua. Ada yang salah kali sama matanya."
Theea tertawa geli. "Kenapa gitu?"
"Karena semua cewek itu emang cantik, gimana pun bentuknya. Jadi kalo ada yang bilang ada cewek yang cantik, suruh periksa matanya ke dokter, kali aja matanya udah gak berfungsi dengan baik."
"Jadi, semua cewek itu cantik, walaupun dia jerawatan, hidungnya pesek, kulitnya hitam, giginya ompong dan pipinya tembem?"
"Hm."
"Berarti gue juga cantik dong di mata lo? Gue cantik kan, Tha?"
Atha memilih tidak menjawab. Ia tahu cewek di sampingnya ini hanya menjahilinya. Cowok itu kembali fokus pada buku materi yang akan ia ajarkan kepada Theea. "Tha, kok lo diem doang sih? Menurut lo gue cantik gak?"
Atha menghembuskan napasnya lelah."Menurut lo sendiri, lo cantik gak?" tanya cowok itu balik. Semakin lama cewek itu akan semakin menerornya dengan pertanyaan tersebut.
"Cantik lah."
"Yaudah."
Theea cemberut mendengar jawaban cowok itu. Tidak bisa diajak kerjasama ketua geng ini. Dinginnya melebihi kutub utara. "Umma lo cantik banget ya, Tha."
"Hm."
"Gue mau daftar jadi calon mantu, kira-kira bakalan dibolehin gak ya?"
Atha memijit pelipisnya lelah. "Bisa fokus belajar, sekarang?" Theea menanggapinya dengan cengiran membuat Atha mendengus lirih. Cewek ini. "Lo udah hapalin perkalian yang gue suruh kemarin?"Lagi dan lagi Theea menyengir seraya menggaruk tengkuknya membuat Atha paham jika jawabannya adalah, Theea sama sekali tidak menjalankan apa yang ia suruh kemarin.
"Tapi gue udah berusaha hapalin kok, suerr! Ya, lo tau lah Tha, otak gue nih gak bisa mikir keras-keras, gampang berasap."
Atha menghembuskan napasnya sekali lagi lalu menutup semua buku. Theea yang melihat itu mendadak panik, apalagi melihat raut wajah Atha yang berubah masam. "T-Tha, maafin gue, jangan marah, gue bakal coba buat hapalin lagi di rumah, tapi jangan udahan dulu belajarnya. Maafin gue."
"Siapa yang mau udahan?" Mulut Theea langsung terkatup mendengarnya. Cewek itu mengerjap pelan menatap Atha yang kini menatapnya aneh. "Gue nutup buku bukan berarti kita udahan belajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You [TERBIT]
Teen FictionJudul lama : ATHAZIO Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya. Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...