Theea tidak pernah menyangka jika sosok yang berdiri tak jauh darinya adalah Athazio. Gadis itu menganga tidak percaya bahkan saat Atha mendekat dan berdiri di sampingnya menghadap ke depan.
"Seberat itu masalah lo sampe mutusin ngerusak kesehatan lo sendiri?"
Theea mengatupkan mulutnya mendengar pertanyaan tersebut. Gadis itu menatap rokok yang menyala kemudian tersenyum getir. Ia ikut menghadap ke depan setelah menginjak puntung rokok yang tersisa setengah hingga apinya padam.
"Lo ngapain ke sini? Kok tahu gue ada di sini?" Atha tahu Theea mengalihkan pembicaraan mereka, tetapi cowok itu tidak ambil pusing. "Lo nguntit gue, ya?" tuduh Theea lagi memicingkan matanya curiga pada Atha.
"Lo terlalu narsis," cibir Atha seraya terkekeh membuat Theea mencebik. Ia menolehkan kepalanya sekilas pada wajah Theea yang kembali menghadap ke depan. Rambut pirang bergelombang gadis itu bergerak mengikuti arah angin yang berhembus. "Tadi gue gak sengaja liat lo keluar dari salah satu ruang rawat sambil nangis. Gue kira lo ke sini mau bunuh diri, tapi ternyata ngerusak diri."
"Gak mungkin lah gue mau bunuh diri!" seru Theea tidak terima. "Gue 'kan belum dapetin nomor Hp lo, lagian gue masih mau hidup lama sampe tua. Apalagi tuanya bareng lo, hehehe."
Mulai narsisnya. Atha memutar matanya jengah.
"Lo ngapain di rumah sakit, Tha? Lo sakit?" tanya Theea lagi.
"Nemenin nyokap jenguk temennya."
Theea mengangguk-angguk lalu menolehkan kepalanya untuk menatap Atha. Cowok yang selalu menggunakan topi putih gading dengan inisial namanya itu terlihat sangat tampan. Theea berdecak kagum dengan ciptaan Tuhan yang sempurna di sampingnya.
"Tha, pacaran yuk!" Urat malu Theea sepertinya memang sudah putus semenjak kenal dengan Atha. Dulu mana pernah ia menembak cowok duluan, yang ada gadis itu yang dikejar-kejar. Namun sekarang, hal itu tidak berlaku untuk Atha.
Mendengar ajakan untuk kedua kalinya dari gadis yang sama membuat Atha menghembuskan napasnya pelan. Gadis ini benar-benar! "Gak mau," jawab Atha singkat.
Theea memanyunkan bibirnya. "Kenapa? Gue kurang cantik? Kurang pinter? Kurang menggoda?" tanya Theea sedikit kesal.
Atha menggeleng.
"Terus kenapa?" keluh gadis itu lalu sedetik kemudian matanya membola. "Atau jangan-jangan lo penyuka sesama jenis? Ih! Sayang banget, masa ganteng-ganteng begini, ketua geng lagi, sukanya sama cowok juga! Gue gak terima!"
Cerewet. Satu sifat lagi yang Atha kenal dari gadis di sampingnya.
"Gak mau pacaran bukan berarti gue kayak yang lo pikirin, Theea. Lo berlebihan," sahut Atha dengan santainya, tidak tersingggung sedikit pun dengan tuduhan-tuduhan Theea.
"Terus kenapa gak mau pacaran? Oh, atau lo udah punya cewek, ya? Atau tunangan? Atau justru udah nikah juga? Lo nikah muda?!" tanya Theea lagi dengan nada suara tingginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You [TERBIT]
Fiksi RemajaJudul lama : ATHAZIO Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya. Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...