Judul lama : ATHAZIO
Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya.
Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...
Maaf lama guys. Sinyal di tempatku bermasalah jadi baru bisa update semalam ini, maaf ya😢
Tandain typonya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"THEEA! SINI KAMU! BALIKIN SEPATU SAYA!"
"GAK MAU! SAYA MASIH DENDAM SAMA BAPAK!"
Seorang guru laki-laki berbadan gempal menumpu kedua tangannya di lutut dengan napas tersengal-sengal. Kaca mata yang melorot di hidung bangirnya ia naikkan guna memperjelas penglihatannya pada sosok murid perempuan yang sudah berada di ujung koridor kelas XII Ipa sana.
Aksi kejar-kejaran ini tidak lepas dari sorotan para siswa yang berada di sekitar koridor. Mereka tidak kaget lagi dengan aksi ini dan si biang keroknya, sebab hal seperti ini sudah biasa terjadi dengan pelaku yang sama pula. Siapa lagi kalau bukan Theea, murid IPS yang menjadi langganan ruang BK.
"PAK! AYO DONG KEJAR SAYA! CEMEN AMAT DEH SI BAPAK!"
Mendengar cibiran itu membuat sosok guru laki-laki tersebut menggeram kesal. Lalu dengan kedua kaki yang hanya terbalut kaos kaki hitam ia mulai mengejar Theea yang memeletkan lidah kepadanya. "Awas kamu ya, saya gak akan biarin kamu lolos kali ini!" geram Pak Didi.
Theea berdiri dengan sebelah tangan berkacak pingganh, dan sebelah lagi menenteng sepasang sepatu pentofel hitam milik Pak Didi.
"ATHAZIO, TOLONG KAMU BANTU SAYA JANGAN BIARIN ANAK BANDEL ITU LOLOS!"
Mendengar nama Athazio disebut, Theea lantas berbalik ke belakang dan matanya seketika membelalak saat Athazio dengan para sahabatnya berada tak jauh darinya. Mampus, batin cewek itu.
Theea meneguk ludahnya saat Atha menatapnya dengan tatapan peringatan. Ia menoleh ke belakang, dan sialnya Pak Didi kini menatapnya sangat tajam seraya berjalan menghampirinya. Setelah memantapkan hati, Theea berusaha menerobos para cowok pentolan sekolah itu.
Namun realita tidak sesuai harapan. Theea sama sekali tidak bisa menerobos pertahanan Atha dan teman-temannya. "Aduh, kasih jalan dong! Gue lagi gak mood becanda nih!"
"Heh, tetangga! Jangan malu-maluin gue sebagai tetangga lo napa! Bandel banget, guru sendiri dikerjain!" Theea mendelik sinis menanggapi omelan Rival barusan.
"Balikin sepatu Pak Didi sebelum beliau jewer telinga lo," ujar Atha dengan nada tenangnya tapi terselip peringatan.
Theea mengerucutkan bibirnya. "Tap--"
Belum sempat Theea menyelesaikan ucapannya tiba-tiba telinga kirinya di jewer membuat cewek itu terperanjat kaget hingga sepatu yang ia tenteng langsung terjatuh ke lantai.
"Haa, dapat kamu sekarang 'kan! Anak bandel!"
Theea meringis merasakan perih di telinganya. "Aduh-aduh, Pak! Jangan dijewer dong! Sakit nih telinga cantik saya!"