Theea tidak tahu jika hari ini adalah hari di mana Lily pindah ke sekolahnya. Kalau saja bukan Vava yang mengatakan kepadanya ia tidak akan tahu akan hal itu.
Vava juga mengatakan jika ia melihat Lily datang bersama Atha menggunakan mobil. Memang tidak berdua, ada Kavin dan Erlangga bersama mereka, tapi hal itu membuat Theea cukup was-was. Ia merasa tidak nyaman dan kesal melihat Atha dekat dengan gadis lain. Apa ia sudah berada di tahap benar-benar menyukai Atha, hingga muncul perasaan seperti itu?
"Kantin gak lo?" Theea menoleh pada Kalista yang berbalik menatapnya. Sepertinya Theea cukup lama melamun hingga tidak sadar jika bel istirahat telah berbunyi dan teman-teman kelasnya sudah banyak yang keluar. "Lo ngelamun, Nyet?" tanya sahabatnya itu heran.
"Kurang tidur gue, Kal," jawabnya mengelak. "Gue nitip aja deh ya, ngantuk banget semalem begadang."
Mendengar itu Kalista mendengus lirih. "Gitu aja terus!" Theea terkekeh kemudian mengeluarkan selembar uang pecahan dua puluh ribu kemudian menyodorkan kepada Kalista.
"Nasi goreng sama susu UHT ya?" pintanya yang diangguki Kalista. "Vava sama Zia ke mana?" tanyanya celingukan mencari dua sahabat lainnya tidak terlihat olehnya.
"Mereka ke toilet dulu, baru nyusul ke kantin."
Theea membulatkan mulutnya. "Lo gak apa-apa ke kantin sendirian, Kal?"
Kalista mendelik. "Gue bukan lo, penakut!"
"S*alan, lo bini Alkan!" umpat Theea diiringi senyum gelinya.
"Gak usah sebut-sebut nama makhluk halus itu, deh!" sahut Kalista memutar matanya malas membuat Theea tertawa. "Gue ke kantin dulu," ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Theea menatap punggungnya masih dengan sisa tawanya.
Sepeninggal Kalista, Theea menjatuhkan pipinya di atas meja menghadap ke dinding. Gadis itu menguap lebar hingga kedua matanya berembun. Theea tidak bohong mengatakan jika ia mengantuk, semalam ia tidak bisa tidur memikirkan keluarganya. Aditya tidak menyerah mendatangi kontrakannya dan berusaha membujuknya, namun Theea tetap tidak peduli. Ia memilih untuk pergi ke rumah Rival begitu Aditya datang dan Windi menyambutnya dengan hangat.
Theea ingin mengusir papanya itu, namun ia takut Windi akan marah dan memilih untuk tinggal bersama Aditya. Theea tidak mau Windi pergi begitu saja dan membiarkannya kesepian lagi. Theea begitu lama menantikan kehadiran sosok mamanya itu kembali berkumpul bersamanya, ia tidak mau lagi berpisah. Namun Theea harus bersabar melihat Aditya selalu datang ke kontrakannya untuk menemui mamanya.
"Apa gue coba saran dari Mama buat dengerin penjelasan papa?" gumamnya lirih.
Jujur saja, sebenarnya Theea tidak tega melihat kedua orang tuanya berpisah seperti itu, ia merasa bersalah. Tapi apa boleh buat, Theea hanya tidak ingin Aditya kembali menyakiti mamanya dan membuat sang mama berakhir di rumah sakit seperti dua tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You [TERBIT]
Dla nastolatkówJudul lama : ATHAZIO Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya. Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...