WIMY - 42

25K 1.9K 226
                                    

Tiga remaja itu memasuki area pemakaman umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga remaja itu memasuki area pemakaman umum. Theea yang berjalan di belakang Rival dengan pandangan bertanya.  Gadis itu hanya mengikuti langkah Atha sebagai orang yang membawa mereka ke sini. 

Theea tidak tahu mereka akan mengunjungi makam siapa, tapi yang pasti makam itu adalah makam seseorang terdekat Atha. Beberapa saat melewati beberapa pemakaman Theea spontan menghentikan langkahnya karena dua cowok di depannya menghentikan langkah mereka. Mereka. 

Atha jongkok di samping sebuah makam diikuti Rival. Theea yang masih berdiri lantas membaca tulisan di batu nisan makam tersebut. Naina Listia Wicaksono. Kemudian beralih pada makam di sampingnya. Bagaskara Dendi Hazard. Kedua mata Theea sontak mengerjap pelan membaca nama belakang tersebut. Marga keluarga Atha. 

"Assalamuiakum Ma, Pa, Abang dateng lagi." Theea langsung menatap Atha yang berbicara demikian. Bukan ucapan cowok itu yang sedikit mengganggu pikiran Theea, melainkan panggilan yang cowok itu ucapkan. Maksudnya Mama dan Papa? "Abang bawa temen."

Theea dibuat benar-benar penasaran. Sebenarnya makam siapa yang sedang mereka kunjungi ini? Siapa Naina Listia Wicaksono dan Bagaskara Dendi Hazard itu? Apa mereka orang tua Atha? Kalau memang benar, lalu Umma Nadia dan Ayah Fathur? Atha memiliki dua pasang orang tua? Mana yang orang tua kandung? 

Di tengah semua pertanyaan di benaknya, Rival menarik pelan tangan Theea agar gadis itu ikut jongkok. Theea cengengesan kemudian ikut berjongkok. Ia menatap dua makam yang berdampingan itu dengan lekat. 

"Ini makam orang tua gue," ujar Atha yang seakan mengerti dengan ekspresi Theea. "Makam orang tua kandung gue," lanjut cowok itu membuat Theea tidak bisa menahan ekspresi kagetnya. 

"Orang tua kandung?" beo gadis itu seraya menelan ludahnya. Atha mengangguk. "Berarti Umma sama Ayah Fathur?"

Atha tersenyum maklum. "Umma sama Ayah juga orang tua gue. Umma ibu susu gue waktu bayi. Ayah Fathur kakak kandung dari almarhum Papa gue."

Theea langsung meremas lengan Rival dengan perasaan yang tidak bisa ia deskripsikan. Gadis itu benar-benar syok mendengar fakta baru tentang Atha. Sumpah! Selama ini ia benar-benar tidak tahu tentang itu. 

Atha anak yatim piatu.

Theea menoleh pada Rival yang tidak terkejut sama sekali seakan cowok hitam manis itu memang sudah tahu fakta itu. Gadis itu menghela napasnya yang tiba-tiba terasa tercekat. Ia menengadahkan wajahnya menghalau air mata yang akan meluncur. 

Tiba-tiba Theea membayangkan dirinya yang menjadi anak yatim piatu. Pasti berat sekali.  Hidup beda negara dengan kedua orang tuanya saja rasanya sudah sangat berat, apalagi hidup beda dunia. 

Rival langsung merangkul dan mengusap bahu Theea melihat tetangganya itu berusaha untuk tidak menangis. "Cengeng amat lo!" cibirnya mendapat pukulan ringan di lengan. 

"Kapan orang tua lo meninggal, Tha?" tanya Theea lirih. Rasanya masih tidak percaya jika dua makam ini adalah makam kedua orang tua Atha. Selama ini Atha terlihat seperti anak normal lainnya yang memiliki kedua orang tua kandung. 

When I Met You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang