Lily belum bisa masuk sekolah karena gadis berjilbab itu masih trauma dan syok dengan kejadian yang menimpanya kemarin. Pihak sekolah memberikan izin libur sampai kondisi psikis Lily membaik dan bisa berinteraksi dengan normal kembali dengan orang lain.
Setidaknya itu lah kabar yang Theea dapat dari Gabriel. Sepupu Atha dari pihak ayah itu memberitahunya tanpa di minta.
Kini gadis berambut pirang bergelombang itu tengah duduk di bangku Atha membuat teman-teman kelas cowok itu heran dengan kehadiran Theea yang notebenenya bukan penghuni kelas tersebut ada di sana. Theea sama sekali tidak peduli dengan tatapan-tatapan itu tertuju padanya. Ia menopang dagu seraya menatap ke arah pintu kelas menunggu sosok yang ia tunggu datang. Di atas meja di hadapannya terdapat sebuah kotak bekal dan sebotol air mineral.
Tak lama kemudian sosok yang ia tunggu masuk ke dalam bersama temannya membuat senyum Theea mengembang. Kedua cowok itu menatap kehadiran Theea dengan tatapan terkejut dan sedikit bingung. "Pagi, Tha," sapa gadis itu bangkit dari duduknya begitu Atha dan Rival mendekat.
"Lo ngapain pagi-pagi ke sini? Salah kelas ape gimana?" tanya Rival bingung. Lalu matanya tak sengaja menatap kotak bekal dan botol air mineral di meja Atha membuatnya mengerti tujuan tetangganya itu mendatangi kelasnya.
Sementara itu Atha hanya menatap Theea dengan datar tanpa berniat membalas sapaan gadis itu.
"Gue bawain bekal buat lo, semoga lo suka ya." Atha melirik sekilas kotak bekal di atas mejanya kemudian menghela napas. "Ini masakan pertama gue, Tha. Jangan ditolak!"
"Gue udah sarapan. Bawa lagi aja bekalnya," sahut Atha menyampirkan tasnya di kursi kemudian menatap Theea yang melunturkan senyumnya. "Atau kasih ke yang lain."
"Gue bilang jangan ditolak! Masa lo tega biarin usaha gue sia-sia sih?" gerutu Theea jengkel.
"Gue gak minta lo usaha buat bekal ini untuk gue kan?"
Theea mendengus mendengar penolakan Atha. "Kalo gak mau makan, kasih aja ke orang lain." Gadis itu menatap Atha lama kemudian berlalu begitu saja keluar dari kelas tanpa membawa kotak bekal bersamanya. Atha duduk di kursinya menatap lama kotak bekal tersebut kemudian menghela napasnya.
Sementara itu Rival yang menyaksikan interkasi kedua temannya itu sangat berbeda dengan kemarin-kemarin. "Tha," panggilnya membuat Atha menoleh. "Lo sama Theea habis berantem?"
"Enggak," jawab Atha yang merasa ia dan Theea memang tidak bertengkar sama sekali.
"Lah, terus kalo gak berantem kenapa lo nolak pemberian dia, padahal biasanya lo terima-terima aja kan?"
Mendengar itu Atha menghembuskan napasnya kembali. "Theea suka sama gue, Val."
"Kan emang iya. Lo juga udah tau kan? Masalahnya di mane?"
"Gue gak mau bikin dia makin berharap sama gue, itu masalahnya. Gue gak mau nyakitin hati dia karena gue gak bisa bales perasannya."
Mendengar itu Rival membulatkan mulutnya. "Lo beneran gak ada rasa apa-apa gitu ke Theea selain temen, Tha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Met You [TERBIT]
Fiksi RemajaJudul lama : ATHAZIO Awalnya Theea hanya tertarik pada ketua geng nomor satu di sekolahnya dan bertekad untuk menjadikan cowok itu sebagai kekasihnya karena penasaran dengan sifat pendiam dan tenangnya. Namun, Theea tidak menyadari jika rasa tertar...