WIMY - 09

19.9K 1.7K 53
                                    

"Guys, gue mau cerita. Semalam gue di DM sama salah satu anak Graventas." Pernyataan Zia barusan membuat ketiga sahabatnya memusatkan pandangan mereka ke arah gadis itu. Terlebih Theea, mendengar nama geng yang diketuai Atha telinganya mendadak tajam.

"Siapa?" tanya Vava penasaran.

"Gak mungkin calon suami gue 'kan, Zi?" Theea menyahut dengan ekspresi curiganya. Hal itu membuat Zia memutar matanya malas.

Vava menatap Theea dengan kerutan di keningnya, sedangkan Kalista menatap malas sahabatnya yang mulai halu. "Siapa calon suami lo, Ya?"

"Atha lah!" sahutnya ngegas. "Ya kali si Lamvir," lanjutnya menyebut nama Rival.

"Bukan Atha atau calon suami halu lo itu. Dia anak kelas sebelah," jawab Zia. Namun melihat tatapan penuh tanda tanya ketiga sahabatnya sontak Zia menghela napas. "Erlangga," dengusnya.

Tiga gadis itu serempak membulatkan mulutnya mendengar nama cowok yang menjadi salah satu anggota Graventas yang dekat dengan Atha. Erlangga merupakan salah satu cowok tertampan di sekolah yang memiliki sifat pendiam yang hampir setara dengan Athazio.

Cowok yang mengirimi direct message ke Zia itu tidak pernah terlihat memiliki kekasih atau teman dekat perempuan selama di sekolah. Agak heran sih sebenarnya, Erlangga yang misterius dan tertutup mau men-DM Zia yang kelakuannya bertolak belakang dengan cowok itu.

"Lo serius Erlangga yang itu DM lo? Salah orang kali, masa iya cowok sekalem dia mau DM cewek yang sifatnya kayak nenek lampir." Sindiran pedas Theea membuat Zia melotot tidak terima. Gadis itu beranjak dari duduknya, menghampiri Theea yang duduk di seberangnya lalu menarik rambut Theea membuat sang empu menjerit. "Anjiir, sakit, bangs*t!"

Tanpa rasa bersalah Zia kembali duduk di tempat semula seraya memeletkan lidahnya pada Theea. Theea meringis mengusap-usap kepalanya dengan mata menatap tajam sahabatnya itu.

"Terus, isi DM-nya apa?" Vava bertanya kepo. Zia kembali ke mode seriusnya.

"Dia ngajak gue pulang bareng hari ini," balas gadis itu antara gugup dan bangga. Tidak pernah terpikirkan oleh Zia di DM cowok pentolan sekolah lalu diajak pulang bersama. Zia tidak mau ge'er, tetapi feelingnya, Erlangga tertarik kepadanya. Membayangkan hal tersebut, kedua pipi Zia merona.

"Anjir Zi, lo blushing?!" Theea tertawa keras melihat kemerahan pada pipi sahabatnya. Zia merespon ejekan itu dengan delikan sinis. "Ternyata temen gue ini bisa juga malu-malu tai ayam!"

"Diem lo setan!" maki Zia emosi. Tidak peduli, Theea justru semakin mengeraskan tawanya membuat teman-teman kelas serempak menoleh ke arahnya dengan ekspresi aneh.

"Mending lo berobat biar waras dikit!" komentar Zia.

Vava dan Kalista saling pandang kemudian sama-sama menghela napasnya lelah. Kalau begini terus cerita Zia tidak akan selesai-selesai. "Terus lo terima gak ajakan dia?" tanya Vava lagi.

Tidak langsung menjawab, Zia justru menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Belum sih, gue masih gak percaya dia ngajak gue pulang bareng. Gimana nanti ternyata dia cuma nge-prank gue, atau temennya yang ngebajak ig-nya buat DM gue? 'kan malu kalo gue udah kege'eran dulu, tapi tau-taunya bukan dia."

"Lo gak akan tahu kalo lo gak nyoba." Kalista akhirnya berkomentar mendengar keluhan sahabatnya itu. "Kalau lo mau, iyain aja dulu, nanti baru lihat apa jawabannya."

Vava mengangguk setuju. "Menurut gue, Erlangga itu tipe cowok gentle, logikanya kalo emang dia yang nge-DM lo, dia bakal jemput lo ke sini."

Mendengar komentar dari dua sahabatnya yang masih waras itu Zia membenarkan dalam hati. Kalau dilihat-lihat Erlangga itu tipe cowok yang gentleman dan act of service, jadi tidak mungkin rasanya dia hanya sekedar iseng mengirimi Zia pesan tersebut.

When I Met You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang