WIMY - 16

20.2K 1.7K 65
                                    

Ban motor Rival bocor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ban motor Rival bocor. Bukan hanya satu, tetapi dua-duanya, depan dan belakang. Alhasil cowok itu meminta tolong Atha mengantar tetangganya itu, namun tentu saja ditolak. Setelah selesai makan malam dan sholat isya, barulah Atha mengantar Theea dan Rival dengan mobilnya.

Fakta mengejutkan yang Theea temukan di rumah Atha tadi adalah ia bertemu dengan Umma Nadia dan Ayah Fathur di sana. Theea tidak menyangka jika sepasang suami istri yang pernah menolongnya dari gangguan Edri waktu itu adalah orang tua Atha.

Dan pasti sudah bisa ditebak bagaimana reaksi gadis itu ketika bertemu kembali sepasang suami istri yang sangat baik itu. Tentu saja senang sekali, terlebih mereka adalah orang tua dari gebetannya.

Wanita yang tadi ia temui memakai jilbab lebar dan daster rumahan itu seperti seumuran dengan mama Theea. Auranya sangat positif sekali persis seperti sang mama membuat Theea merindukan wanita yang telah melahirkannya itu.

Theea juga tidak sungkan bercerita bahwa ia disuruh oleh Pak Didi untuk belajar bersama Atha sampai ujian kelulusan nanti. Umma Nadia tidak keberatan sama sekali, justru wanita itu menampilkan raut senangnya. Bahkan meminta Theea untuk seiring-sering berkunjung yang langsung dibalas anggukan senang oleh gadis itu.

"Tha, boleh anterin ke rumah sakit gak?"

Atha yang tengah menyetir mobil menoleh sekilas pada Theea yang duduk di kursi belakang melalui kaca spion depan. Di samping cowok yang kini mengenakan topi kesayangannya itu ada Rival yang sibuk memainkan ponselnya, tanpa mempedulikan Theea dan Atha.

"Oke," balas cowok itu singkat. 

Theea mendesah pelan lalu menatap ke luar jendela. Sikap Atha tidak berubah juga dari tadi, masih ketus dan dingin kepadanya.

Karena tidak lagi mendengar suara gadis di belakang, Atha kembali melihat di kaca spion. Theea menatap ke luar jendela seraya menopang dagu dengan tangannya. Tak lama setelah itu ia kembali menatap ke depan. 

"Ya, lo nginep di RS?" tanya Rival tanpa menoleh kepada Theea. 

"Belum tau. Kenapa? Mau nemenin lo?"

"Iya," jawab cowok itu masih belum mengalihkan pandangan dari ponselnya. "Gue agak trauma ninggalin lo sendiri di sana, entar lo berniat bunuh diri lagi."

Theea mengerutkan keningnya bingung. "Kapan gue berniat bunuh diri?"

"Waktu lo ketemu bokap lo di sana, dan kepergok nyebat di rooftop sama Atha."

Theea menganga tidak percaya. Secepat kilat ia menatap Atha yang terlihat tidak peduli sama sekali. Bahkan menoleh pada Theea pun tidak. Theea mendengus dan terkekeh geli. "Lo masih nganggep gue bunuh diri waktu itu, Tha?" tanya Theea jahil. Namun tidak ada respon. "Se-depresi-depresinya gue nih ya, gak akan gue mau bunuh diri. Orang gue belum hidup bahagia. Kan gue mau dapetin hati lo dulu."

Rival yang mendengar itu memutar matanya malas lalu mencibir. "Dasar buaya betina!"

"Sewot aja lo, Lamvir!" dengusnya. "Jadi gimana, Tha? Gak mau dipikirin dulu gitu tawaran gue waktu itu?"

When I Met You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang