WIMY - 25

21.1K 1.7K 72
                                    

Minta tolong tandain typonya ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minta tolong tandain typonya ya guys..

***


"Theea?"

Theea menatap malas wanita yang terlihat kaget dan berbinar di depannya. Wanita yang menjadi sumber kebenciannya terhadap sang papa.

"Saya mau ketemu Papa."

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Theea. Tapi wanita di depannya masih tersenyum manis lalu mendekat membuat Theea tidak nyaman. "Ayo, masuk dulu. Kita ngobrol di dalem," ajak wanita yang bernama Maya itu. Theea menggeleng tegas dengan tampang datarnya.

"Tolong bilangin Papa kalau saya ada perlu sama dia."

Maya tersenyum maklum mendengarnya. "Tunggu sebentar ya, Tante panggilin Papa kamu. Silahkan duduk, sayang." Kalimat itu terdengar tulus dan sangat keibuan.

Theea memilih duduk di kursi kayu sambil menatap ke depan. Setelah berpikir dengan penuh pertimbangan akhirnya Theea menyambangi rumah mewah Papanya yang mereka tempati dulu. Rumah mewah yang dulunya adalah istana baginya namun memberikan kenangan pahit. Tanpa sadar Theea menggigit bibir bawahnya menahan sesak kala bayangan keluarga kecil yang harmonis harus berakhir pahit dengan hadirnya wanita yang tak ia kenali secara tiba-tiba. 

Setetes air matanya jatuh dan saat itu pula Theea mendengar derap langkah mendekat. Dengan cepat Theea menghapus air matanya lalu menghembuskan napasnya kasar.

Untuk sekarang Theea hanya ingin bertanya sejelas-jelasnya tentang kesalahpahaman yang Aditya katakan. Demi mamanya dan demi kembalinya keluarga harmonis yang dulu, Theea rela menekan egonya.

"Theea?"

Theea menoleh lalu berdiri saat pria paruh baya menghampirinya dengan senyum lebar dan jangan lupakan mata pria itu berkaca-kaca. Belum sempat Theea berbicara tubuhnya sudah lebih dulu didekap oleh Aditya. Seketika rasa hangat menyelimuti relungnya. Rasa rindu yang selama ini ia kubur dalam-dalam kembali mencuat. Theea ingin membalas pelukan papanya namun ia harus menyelesaikan masalah ini dulu.

Aditya mendekap putrinya sangat erat menyalurkan rasa rindu yang selama ini ia tahan. Selama dua tahun ini ia sangat di hantui rasa bersalah dan rasa rindu pada putri kesayangannya, putri kecilnya.

Theea tidak membalas pelukan papanya juga tidak menolak. Ia melihat dari ekor matanya, Maya yang ikut tersenyum haru bahkan terlihat wanita itu menghapus air matanya.

"Papa rindu sekali memeluk putri Papa seperti ini," ujar  Aditya yang sama sekali tidak dibalas oleh putrinya. Aditya melepas pelukannya lalu menangkup wajah Theea. Pria itu menatap hangat wajah putrinya yang merupakan copyan dirinya dan istri.

When I Met You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang