Part ini mengandung unsur kekerasan, harap yang tidak suka silahkan skip saja :v
______________________________________
Davian masih mencium Livia dengan brutal, Livia yang sudah kehilangan banyak oksigen hanya bisa terus menangis. Bibirnya terasa bengkak akibat ulah Davian. Dia benar-benar tidak bisa bergerak dibawah kungkungan Davian. Namun Livia tidak hilang akal, dia menendang junior Davian sehingga Davian langsung melepas ciumannya karena merasa kesakitan disana. Livia kemudian berlari kepojok ruangan yang hanya di terangi sebuah lampu temaram di pojok ruangan tersebut.
Disaat Davian masih merasa kesakitan disitulah Livia mengumpulkan tenaganya kembali untuk berusaha kabur darinya. Dengan nafas yang masih tersenggal-senggal, dia mencari sesuatu dibelakangnya, untuk dia gunakan sebagai senjata jika sewaktu-waktu Davian menyerangnya kembali.
"Kau tau, kau malah membuatnya terbangun karna tendanganmu yang dahsyat itu," Davian terkekeh mendekati Livia kembali.
Livia yang kembali merasa terancam, semakin gencar mencari sesuatu dibelakangnya. Ditemukanlah vas bunga kecil yang terbuat dari kaca, dan langsung menodongkannya ke arah Davian dengan kedua tangannya. "Jika kau mendekat, aku akan mencelakaimu!" bentak Livia sangat ketakutan, masih menstabilkan nafasnya.
Davian tersenyum sinis, dengan perlahan dia mendekati Livia dan menatap matanya tajam seolah Livia adalah mangsanya. Dasar kucing liar, bagaimana mungkin dia bisa mencelakaiku dengan benda kecil seperti itu, batin Davian dengan seringaiannya yang licik.
"Apa kau tidak dengar! Jangan mendekat!!" Livia melemparkan vas itu kearah Davian, namun naas lemparannya meleset seiring dirinya yang kehilangan keseimbangan dan terjatuh kedepan.
Beruntung Davian sigap menangkapnya, Davian malah semakin erat memeluk Livia menyatukan tubuhnya dengan tubuh Livia. "Kau bahkan tidak bisa menyeimbangkan tubuhmu,"
"Lepaskan aku!" teriak Livia di depan dada bidang Davian.
"Tidak akan!" jawab Davian sarkas mendorong Livia kebelakang hingga tubuhnya kembali terbentur tembok.
Davian kembali mencium paksa Livia. Livia berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Davian, namun sia-sia karna Davian menekan lebih dalam tengkuknya sehingga dia tidak bisa bergerak. Davian menghisap, menyecap, dan menggigit lidah kaku Livia, hingga Livia merasakan anyir di bibirnya. Davian melepaskan pagutannya dan turun ke leher jenjang Livia. Davian mencium dan menyesap leher Livia hingga meninggalkan bekas kepemilikannya disana.
Livia tidak bisa menerima perlakuan Davian terhadapnya. Livia tidak hilang akal, dia menggigit bahu Davian dengan sangat kuat dan mendorongnya hingga tubuh Davian terdorong mundur. Davian mengerang kesakitan dan menatap Livia dengan sangat tajam.
"Berani sekali kau?!" Davian yang sudah tidak tahan ingin dipuaskan tidak bisa menahan amarahnya.
Livia yang merasa sangat ketakutan kemudian berlari kearah pintu dan berusaha membukanya. "Tolong! Kumohon siapapun tolong aku, buka pintunya!" berkali-kali Livia berteriak dan menggedor pintu dari dalam namun tidak ada yang bisa menolongnya. Dia melihat Davian kembali, melihat ke dalam matanya terselip amarah yang sangat besar di mata Davian.
Davian menarik rambut Livia ke belakang, hingga kepalanya mendongak keatas menghadap wajahnya, "Aku sudah memperlakukanmu dengan baik, jangan salahkan aku jika tindakanku akan membuatmu terluka!" bentak Davian kemudian mendorong Livia jatuh di bawah kakinya.
Hanya tangisan Livia yang menggema di ruangan bernuansa putih tersebut, gadis itu tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya. Hingga dia melihat pecahan vas bunga yang ia lempar berada di sampingnya. Tidak hilang akal, dia segera mengambil serpihan kaca itu dan menggunakannya untuk menyerang Davian. Dengan cepat Livia menerjang tubuh Davian hingga lelaki itu terbaring di ranjang, dengan posisi Livia di atas tubuhnya. Langsung saja Livia mengarahkan serpihan kaca itu tepat di depan wajah Davian, membuat lelaki itu sangat terkejut. Untung saja reflek Davian bagus, dengan sigap dia mencengkeram pergelangan tangan Livia dan menahannya agar tidak melukai wajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...