34. Titipan

4.5K 207 34
                                    

Happy Reding yaaa💙💙

"Hamil?" tanya Livia dengan penuh keterkejutan di wajahnya.

Dokter Elisa, selaku dokter kandungan di sana pun tersenyum lembut padanya. "Benar, kau hamil. Usia kandunganmu sekitar enam minggu. Selamat untuk itu,"

Enam minggu? Tetapi mengapa tidak ada tanda-tanda apapun, biasanya wanita hamil akan sering mual. Tetapi mengapa Livia biasa saja, tidak ada morning sick atau apapun itu. Livia melamun menatap kosong ke depan, hingga dokter Elisa melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya dokter itu masih tersenyum lembut.

"Emmm... Apakah ini bisa terjadi? Maksudku aku selalu meminum obat pencegah kehamilan setelah melakukannya." jawab Livia terlihat canggung untuk menceritakannya.

"Sebelum menjawab pertanyaanmu, aku akan menegaskan sesuatu. Kau bisa menceritakan apapun keluhanmu padaku, kau bisa berkonsultasi untuk masalah apapun padaku. Kau tidak perlu ragu untuk itu, karena aku adalah doktermu." Dokter Elisa terlihat sangat baik dan ramah, tetapi masih ada keraguan di hati Livia untuk menceritakannya.

"Sebenarnya ini bisa terjadi. Kalau pembuahan sudah terjadi, dan janin telah terbentuk, pil seperti itu tidak akan menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi. Tetapi, karena sudah dipastikan kau hamil kau tidak perlu lagi menggunakan pil itu." jelas dokter itu membuat Livia tersenyum lega mendapati tidak ada resiko yang besar setelah meminum pil itu ketika hamil.

"Kau tidak perlu khawatir, janinmu sehat. Hanya saja aku melihat banyak cairan di rahimmu, kau harus mengurangi hubungan seks dengan suamimu saat hamil muda seperti ini, karena janinmu masih sangat rentan." sambung dokter Elisa memperjelas pertanyaan Livia yang dia salurkan melalui matanya. Livia menatap dokter Elisa dalam, bagaimana dokter Elisa mengetahuinya. Ah bukankah dia dokter, dia pasti tau segalanya setelah memeriksa Livia.

Livia tersenyum kecut mendengar kata suami, ya dia tidak bisa percaya dia hamil di luar nikah, tanpa suami pula oh sungguh ini bukan hidup yang Livia impikan. "Terimakasih dok, aku merasa sangat lega mendengarnya."

"Ada apa? Apa ada yang ingin kau tanyakan? Mengapa ekspresimu berubah?"

Livia merasa dokter Elisa sangat mengerti tentang keluhannya, dia benar-benar dokter yang cukup mengerti keadaan pasiennya dan dia mulai percaya pada dokter Elisa. "Apakah berhubungan seks saat hamil tidak berbahaya bagi janinku? Ahh maksudku, kau pasti tau maksudku. Tadi malam perut bagian bawahku sangat sakit, dan aku belum tau jika saat ini aku tengah mengandung."

Doktet Elisa berdiri dari duduknya dan berpindah ke samping Livia. "Sebenarnya selama kehamilan, ada berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil. Salah satunya adalah leher rahim menjadi semakin sensitif. Jika hubungan intim dipaksakan saat hamil muda, apalagi tanpa foreplay atau pemanasan yang cukup, maka bisa terjadi pendarahan melalui vagina akibat kondisi leher rahim yang sensitif. Sekarang kau tau mengapa perutmu begitu sakit, ini karena leher rahimmu semakin sensitif. Jadi, untuk kondisimu saat ini, aku sarankan untuk mengurangi berhubungan intim dulu. Karena dalam beberapa kasus, melakukan hubungan intim saat hamil muda bisa mengancam keselamatan janin dalam kandungan."

Livia menyentuh perut ratanya, dia bersyukur janinnya masih ada hingga sekarang. Tadi malam Davian begitu kasar, hingga membuat perutnya sangat sakit. Untuk saat ini, Livia harus mengendakikan Davian, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada janinnya. "Terimakasih untuk semuanya dok, kau memperjelas semua pertanyaanku."

"Sudah kukatakan, kau tidak perlu ragu untuk menanyakan apapun." ucap dokter Elisa menggenggam tangan Livia.

"Ahh satu lagi, aku melihat banyak cairan di rahimmu. Meskipun sperma mengandung protein, tetapi sebenarnya sperma tidak memiliki manfaat untuk perkembangan janin. Sperma justru akan berbahaya bagi janin. Sperma mengandung suatu zat tertentu yang bisa menyebabkan reaksi sensitif pada mulut rahim, dan hal ini akan sangat berbahaya untuk janin. Maka, ketika berhubungan seks saat hamil, sebaiknya sperma dikeluarkan di luar vagina atau menggunakan pengaman. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa perutmu sakit." sambung dokter Elisa menjelaskan panjang lebar mengenai resiko berhubungan intim saat hamil.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang