48. Semuanya Selesai?

5.6K 224 60
                                    

Semenjak paman Jack menemuinya, Livia merasa tidak tenang. Apakah pamannya itu merasa kecewa dengan dirinya? Tetapi semua ini bukan kesalahannya, anehnya malah Livia sendiri yang merasa tidak tenang. Apalagi sejak sentuhan tangan Davian di perutnya, untuk pertama kali baginya merasakan tangan besar Davian menyentuhnya. Livia berbaring di ranjangnya sambil mengusap perutnya. Anehnya mengapa bayinya bergerak gelisah hingga membuatnya meringis merasakan tendangan kerasnya.

"Apa kau tidak suka aku memarahi daddymu? Bukankah om Ivan jauh lebih baik dari pada daddymu itu?"

Tendangan keras kembali Livia rasakan. Seolah tak setuju dengan ucapan ibunya, dia kembali menendang.

"Baiklah-baiklah, tenang. Biar mommy jelaskan, dia bukan daddymu. Aku lah daddy sekaligus mommy untukmu sayang, semoga kelak kau dapat memahami keputusan yang mommy buat untukmu." gumam Livia pada calon bayinya, tangannya masih mengusap lembut perutnya yang masih ada gerakan-gerakan kecil di sana.

Keesokan harinya, seperti biasa Livia bekerja di pagi hari dan kembali pulang di sore hari. Tetapi berbeda untuk hari ini. Hari ini Ivan mengajaknya untuk makan malam di restoran dekat dengan apartmentnya. Livia hendak menolak, tapi merasa tidak enak untuk selalu menolak ajakan bossnya itu. Sehingga di sini lah mereka, di meja restoran mewah yang dekat dengan jendela sehingga dapat melihat keindahan lampu-lampu kota yang memanjakan mata.

"Makanlah, kau bilang ingin memakannya jadi hidangan ini khusus di sajikan untukmu."

Livia terperangah melihat hidangan di depannya, dia melipat bibirnya dan tersenyum manis pada Ivan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Livia terperangah melihat hidangan di depannya, dia melipat bibirnya dan tersenyum manis pada Ivan. Satu piring Arnaud telah tersaji di depannya dengan jus wortel menemaninya. Ya, ini yang dia suka, tapi bagaimana Ivan tau jika dia menyukainya? Arnaud adalah Ice Cream Strawberry yang disiram dengan saus anggur. Livia sangat menyukai hidangan ini, tidak cukup disitu. Ivan juga memesan Linguine pasta with bacon and tomato untuknya. Ya Tuhan semua hidangan ini membuat Livia tidak menyesal untuk menerima ajakan Ivan.

"Bagaimana kau tau semua kesukaanku?" tanya Livia dengan mata berbinar menatap ice cream strawberry di depannya.

"Aku adalah fans pertamamu, kau harus ingat itu."

"Fans?? Itu sangat konyol," Livia tertawa mendengar candaan Ivan.

Hingga akhirnya mereka menikmati hidangan dengan tawa mengiringi keduanya. Tanpa tau seseorang sedang menatap tajam dengan kepalan kuat di tangannya.

"Aku sudah bersabar dan mengalah untukmu. Kau yang membuatku harus melakukan ini Livia. Aku harus mendapatkan kembali dirimu, bagaimana pun caranya. Entah kau menyukainya atau tidak, kau adalah milikku dan selamanya akan tetap begitu." gumam Davian dengan rahang mengeras melihat kedekatan Livia dengan pria yang kebetulan dia kenal dengan baik.

Melihat Livia yang tertawa lepas karena pria lain membuat Davian marah. Davian bisa tahan jika Livia tidak mau menatapnya. Tetapi jika Livia berani menatap pria lain, itulah yang membuat Davian tidak tahan. Davian harus menghancurkan salah satunya untuk membuat mereka berpisah, entah itu Livia atau Ivan yang bahkan tidak tau tentang masalah rumit yang memaksanya untuk masuk ke dalamnya.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang