Mentari pagi menembus masuk ke dalam kamar Davian, memberi cahaya kepada dua orang yang masih terlelap di sana. Livia yang sudah mulai tersadar, perlahan membuka matanya, mengerjap membiasakan matanya dengan cahaya yang menyilaukannya. Saat matanya terbuka lebar, hal pertama yang dia lihat adalah jambang halus Davian yang bersentuhan dengan hidungnya, begitu dekat hingga Livia bisa merasakan deru nafas teratur Davian menerpa wajahnya. Pandangan Livia turun kebawah, tangannya masih memeluk erat perut Davian dan itu membuatnya cukup terkejut karena seharusnya sekarang Livia menjaga jarak dari Davian bukan malah memeluknya seperti ini. Secepat mungkin Livia menarik tangannya namun Davian malah menarik tangannya dan semakin mendekatkan tubuh Livia dengan tubuhnya membuat Livia terkejut karena ternyata Davian sudah bangun dari tidurnya.
"Kau mau kemana? Biarkan aku memelukmu seperti ini dulu." ucap Davian dengan suara seraknya masih memejamkan matanya.
Livia hanya diam dan meneguk salivanya dengan susah payah saat Davian memeluknya begitu erat dan begitu dekat.
"Sudah jam 7 pagi, apa kau tidak pergi ke kantor?" tanya Livia mengalihkan pembicaraan.
"Kau masih sakit, jadi aku akan menjagamu saja."
"Tidak perlu. Aku bisa menjaga diriku sendiri."
Davian tersenyum tipis, masih tidak mau membuka matanya. "Kau memang keras kepala."
"Lepaskan aku. Aku ingin mandi," pinta Livia menstabilkan nafasnya ketika melihat senyum Davian yang begitu manis hari ini.
"Apa kau bisa? Ayo kita mandi bersama." goda Davian membuka matanya dan mencium lembut pipi Livia.
"Tidak! Aku bisa mandi sendiri, sekarang lepaskan aku." rengek Livia mendorong dada bidang Davian.
Davian hanya tersenyum hangat dan melepaskan pelukannya, secepat mungkin Livia bangun dan berlari ke kamar mandi dengan langkah kaki yang sedikit pincang. Davian yang melihatnya hanya bisa tersenyum lebar melihat tingkah gadis kecilnya. Pria itu mengambil ponselnya dan menautkan kedua alisnya ketika melihat pesan masuk. Davian menghembuskan nafasnya lelah dan berlalu pergi meninggalkan kamarnya.
Setelah selesai membersihkan diri, Livia keluar dari kamar mandi dan tidak menemukan Davian di sana.
"Kemana dia pergi?" gumam Livia celingukan mencari Davian. Livia masuk ke dalam walk in closet dan mengambil dress mini biru muda kemudian memakainya. Setelah selesai dengan ritual paginya, Livia memutuskan untuk turun ke bawah menemui bibi Shopia yang sudah lama dia rindukan. Berlama-lama di kamar membuat Livia takut ketika mengingat Sam yang tiba-tiba masuk dan menculiknya. Livia berjalan keluar dan mencari bibi Shopia di lantai satu mansionnya.
Livia celingukan mencari bibi Shopia hingga pandangannya mengarah ke dapur, dan menemukan Shopia yang sedang berkutat dengan masakannya. Livia menyunggingkan bibirnya dan mendekati Shopia. Shopia yang melihat kedatangan Livia seketika menghentikan kegiatannya dan memeluk Livia.
"Selamat pagi sayang, apa kau baik-baik saja? Bagaimana keadaanmu? Seharusnya kau istirahat saja di kamarmu, jika kau butuh sesuatu kau hanya harus memanggil bibimu ini." ujar Shopia terlihat khawatir.
"Ahh... Aku tidak apa-apa, lihatlah aku sudah membaik bi. Aku bisa membantumu di sini." jawab Livia tersenyum manis seperti biasa.
"Kau tidak perlu membantu bibi. Sekarang bicaralah, kau ingin bibi memasak apa hari ini? Bibi akan membuatkan makanan yang paling kau sukai." tanya Shopia yang tidak mendapat respon dari Livia. Shopia menoleh menatap Livia yang sedang mengedarkan pandangannya ke segala arah seperti mencari seseorang.
Shopia tersenyum simpul. Seakan mengerti dengan tingkah laku Livia, Shopia kemudian menyentuh bahu Livia, "Apa kau mencari Davian? Saat ini dia sedang ada rapat di ruang kerjanya. Tapi sepertinya rapatnya juga sudah selesai, kau bisa menemuinya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...