Part ini mengandung unsur 21++ kalo gasuka skip aja 🤗
______________________________________Happy reading.
Livia hanya duduk diam di dalam mobil, menatap kearah luar jendela dengan kesal. Hanya hening, tidak ada yang mereka bicarakan. Livia benar-benar kesal, bagaimana jika dia tidak menghentikan perbuatan Davian tadi. Bisa-bisa Davian menelanjanginya di sana, ditengah keramaian. Sungguh laki-laki disampingnya ini tidak punya akal sehat sama sekali.
Davian sesekali menoleh menatap Livia. Mengapa dia terlihat marah begitu, harusnya aku yang marah, batin Davian meremas kemudi stirnya. Davian mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal ketika memasuki Tol, membuat punggungnya menempel sempurna pada sandaran jok.
Seketika Livia panik, menatap Davian. "Pelankan mobilnya." kata Livia ketakutan.
Livia sangat takut, dadanya bergemuruh, jantungnya berdetak kencang. Dia paling tidak bisa dibawa berkendara dengan kecepatan seperti ini.
"Kau milikku! Kau hanya milikku! Tidak ada yang boleh menyentuh milikku! Kau dengar itu?!" Davian membentak Livia keras.
Livia tersentak menggelengkan kepalanya, tangisnya mulai pecah. Jalan tol di depannya seakan tak berujung, membuatnya semakin panik. Livia merasa seakan melayang-layang, gemuruh di dadanya menciptakan kekalutan dalam pikirannya.
"Kumohon, pelankan mobilnya. Aku takut," Livia berusaha memohon dan menenangkan Davian dengan menyentuh lengan kekar pria itu, berharap Davian memelankan laju mobilnya. Air mata berderai membasahi pipi mulusnya, kentara sekali ketakutan yang dirasakannya. Berharap Davian akan luluh dengan sentuhannya, tapi tidak.
"Kau harus terima hukumanmu!" Davian mencengkeram pergelangan tangan Livia dan menghempaskannya kasar.
Livia tidak lagi menjawab, dia hanya diam seribu bahasa dengan air mata yang membanjiri wajahnya. Lututnya lemas, tubuhnya bergetar ketakutan. Dia hanya bisa memejamkan matanya untuk menghalau rasa takutnya dengan jari yang memegang sabuk pengaman kuat-kuat.
Sementara Davian tersenyum puas disampingnya karena berhasil membuat Livia ketakutan. Lihat apa yang akan aku lakukan selanjutnya Livia, batin Davian tersenyum miring.
***
Sesampainya mereka di Mansion, Davian membuka pintu mobil Livia dan menarik tangannya dengan kasar, memaksanya keluar. Davian berjalan cepat dan menyeret Livia dengan paksa.
"Dav.. Sakit, kau menyakitiku!" teriak Livia berusaha melepaskan cengkeraman tangan Davian ditangannya.
Davian hanya diam dan tidak mempedulikan Livia. Mereka berjalan masuk kedalam lift tanpa mempedulikan Shopia dan para pengawal pribadi Davian. Shopia yang melihat sikap Davian merasa sangat khawatir pada Livia. Sebenarnya apa yang terjadi, batin Shopia hanya diam ditempatnya. Dia tidak berani mencampuri masalah pribadi Davian.
Livia berjalan sedikit berlari menyamakan langkah kaki Davian. Davian terlihat benar-benar marah, padahal ini hanya masalah sepele.
"Dav, pelan-pelan kau bisa membuatku terjatuh!" pinta Livia pada Davian yang masih menarik tangannya dengan paksa.
Setelah memasuki kamarnya, Davian menyentak tangan Livia dengan kasar hingga tubuh Livia terdorong kedepan.
"Apa yang kau lakukan? Kau menyakitiku," protes Livia menyentuh pergelangan tangannya yang terasa sakit.
Tanpa aba-aba Davian berjalan kearah Livia dan menciumnya dengan ciuman panas nan brutal seperti biasanya. Davian mencium paksa Livia, menelusupkan lidahnya kedalam bibir Livia. Davian menyesap, menyecap dan memainkan lidah kaku Livia. Livia tidak meladeni ciuman kasar Davian, secepatnya dia mendorong dada Davian dengan kuat agar menjauh darinya, hingga Davian terdorong mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...