"Seperti inikah rasanya di cintai? Kalau begitu, bolehkah aku merasakan ini hingga aku tiada? Aku ingin terus di cintai oleh pria di sampingku, karena aku juga mencintainya."
_Livia Monika_
__________________________________________Happy Reading!
Setelah kembali dari rumah sakit, Davian membawa Livia kembali ke rumah Shopia. Rencananya besok Davian akan membawa Livia terbang ke Indonesia, tapi tentu saja dengan persetujuan gadis itu. Dia tidak ingin memaksanya untuk hal apapun. Mansion besar Hernandez menjadi tempat kenangan buruk untuk Livia, jadi Davian tidak yakin Livia mau kembali tinggal di sana.
"Tidak apa jika kau menolak, kita akan pergi ke Spanyol jika kau mau. Yang terpenting jangan Kanada, aku tidak mau ayah selalu menganggumu nanti." ucap Davian tertawa melihat ekspresi ayahnya yang langsung mendelik menatapnya.
"Tidak bisa. Aku tidak ingin jauh dari calon cucuku. Kalian harus tinggal di Kanada bersama ayah."
Mereka berdua terus bertengkar, sementara Livia hanya tersenyum diam menatap jengah ayah dan anak di depannya itu.
"Lihatlah mereka, mereka bertengkar karenamu." ujar Shopia menggelengkan kepalanya.
"Kita harus mendengar jawaban dari kekasihku. Bagaimana sayang? Bukankah bagus jika kita jauh dari ayah?" tanya Davian menoleh ke samping menatap Livia.
"Diamlah! Biarkan putriku yang menentukan," gerutu Jack karena Davian terus menekan Livia.
"Tidak masalah dimana aku tinggal, selama aku bersamanya." jawab Livia menangkup rahang Davian yang tersenyum menang di sampingnya.
Menang sudah Davian melawan ayahnya. Satu kosong untuk pertengkaran pertama mereka. "Lihat! Jadi sekarang jangan paksa kami untuk ke Kanada."
"Kau sudah berubah, dulu kau selalu memihakku. Aku kecewa, sangat kecewa." sungut Jack memalingkan wajahnya dari Livia.
Livia melepas pelukan Davian di pinggangnya dan berdiri dari duduknya. Dia berjalan ke arah Jack dan duduk di sampingnya, berusaha membujuk pamannya yang sedang merajuk. "Ayah, bagaimana bisa kau merajuk padaku. Kau masih yang pertama di hatiku, dengarlah bahkan calon bayiku pun mengatakan hal yang sama."
"Benarkah?"
"Tentu saja, mereka tidak sabar berada dalam pelukan kakeknya." jawab Livia membawa tangan Jack ke perut buncit Livia yang saat ini akan memasuki usia delapan bulan.
"Mereka? Artinya-" tanya Jack, wajahnya berubah sumringah.
Livia menganggukkan kepalanya dua kali, "Ya, ada dua cucu ayah di sini."
"Ya Tuhan, terimakasih. Bukan satu, kau langsung memberiku dua cucu. Aku sangat bahagia," ucap Jack yang langsung membawa Livia ke pelukannya. Livia pun tersenyum membalas pelukan pamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...