50. Kau Puas?!

9.1K 304 112
                                    

Flash Back : 1 Jam sebelum Livia sadar

Saat itu ketika Davian membawa kembali Livia dalam keadaan tak sadar, Shopia begitu panik. Kemudian Davian merebahkan Livia di sofa dan menjelaskan pada Shopia bahwa Livia baik-baik saja. Saat itulah Davian mengajak Shopia berbicara sebentar.

"Apa bibi akan tetap tidak acuh padaku?" tanya Davian memulai pembicaraan.

Shopia tetap diam tanpa mau menoleh.

"Bibi lah yang membesarkanku sedari aku kecil, dan aku sudah menganggapmu sebagai ibuku yang kedua. Bukankah sebagai seorang ibu, jika anaknya berbuat salah dia akan menghukumnya dan menuntunnya ke jalan yang benar? Apakah aku salah?" tanya Davian menghadapkan tubuhnya pada Shopia agar wanita paruh baya itu mau menatapnya.

"Kau benar," jawab Shopia bersedekap melawan dinginnya malam. "Aku membesarkanmu dengan kasih sayang yang sama seperti aku membesarkan Taylor, putraku. Aku sangat menghormati mendiang nyonya Marine, dan aku sangat sedih ketika aku tidak bisa membesarkan putranya dengan baik." sambungnya menoleh pada Davian.

"Tidak. Kau membesarkanku dengan sangat baik, dan aku sangat berterimakasih untuk itu." balas Davian menatap Shopia dalam, dia sangat serius saat ini.

"Dan kau sangat tau, aku banyak berubah karena gadis itu. Awalnya aku hanya bermain dengannya, tapi pada akhirnya aku terjebak dengan api yang aku ciptakan. Saat itulah aku menyadari, jika aku sangat mencintainya dan aku tidak akan sanggup jika dia pergi dariku." lanjut Davian menghela nafasnya.

Shopia nampak berpikir, dia memang melihat banyak perubahan dari Davian. Tetapi itu belum cukup untuk meyakinkannya, dia tidak ingin Livia kembali terluka oleh Davian. "Jangan pernah memaksanya untuk kembali padamu, kau hanya akan membuatnya kembali terluka."

"Aku akan memaksanya, karena aku yakin masih ada tempat untukku di hatinya." balas Davian terdengar dingin.

"Jangan biarkan dia membohongi hatinya bi, aku mencintainya dan dia masih mencintaiku dan kau sangat tau akan hal itu. Sebaik apapun dia menyembunyikan perasaan itu, dia tidak akan pernah bisa membohongiku. Jangan biarkan dia kehilangan cintanya, dan biarkan dia memilih jalan hidupnya."

"Cukup! Jangan katakan apapun lagi." sentak Shopia menggelengkan kepalanya.

"Kau akan melihatnya, kau akan melihat cintanya untukku. Jadi jangan menjadi penghalang di antara kami,"

"Aku tau yang terbaik untuknya, dan aku tidak akan mengizinkannya kembali terluka." ujar Shopia berlalu meninggalkan Davian, tanpa mau mendengar balasan darinya.

Flashback Off
______________________________________

Hal itulah yang membuat Shopia menimang kembali keputusannya untuk membuat jarak antara Davian dan Livia. Davian memang benar, dia tidak berhak menentukan jalan yang Livia pilih untuk hidupnya sendiri. Tetapi hal itu pula yang membuat Peter dan Livia berada dalam perdebatan panjang. Peter sangat marah mendengar Davian kembali menemui Livia, dan Livia yang sudah sangat lelah tidak mau menanggapi berbagai pertanyaan yang Peter ajukan. Jika bukan karena Rose, mungkin Peter akan terus menyerang Livia dengan berbagai pertanyaan. Untunglah di sana ada Rose, yang langsung menenangkan Peter. Perdebatan itu pun di akhiri dengan Livia yang beranjak menuju kamarnya, dia sangat lelah dengan semuanya, sungguh ia ingin melepas semua masalahnya sekarang juga.

Keesokan harinya untuk pertama kali Shopia melihat Livia sangat muram. Dia berjalan lesu ke arah meja makan dan duduk di sana bersandar pada tangan kanannya.

"Jangan hiraukan perkataan Peter, dia hanya sedikit terbawa suasana." ujar Shopia duduk di samping Livia sambil membelai surai rambut panjangnya.

Livia menghembuskan nafasnya lelah, bukan Peter yang bersarang di pikirannya, melainkan Ivan dan Davian. Bagaimana dia bisa menghadapi Ivan nantinya, tetapi jika dia tidak menuruti perintah Davian maka semua mimpi Ivan akan hancur. "Ya Tuhan mengapa semuanya sangat kacau." keluh Livia menutup wajahnya dengan kedua tangannya merasa frustasi.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang