24. Sangkar Emas? Ohhh No!

5.3K 225 33
                                    

~Jadilah kelinci penurut. Karena hidupmu adalah milikku. Kau hanya boleh keluar atas persetujuanku, kau boleh makan atas persetujuanku bahkan kau boleh bernafas di dunia ini hanya dengan persetujuanku, ingat itu baik-baik.~

_Davian Lao Hernandez_

______________________________________

Livia terbangun, mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa pening, perlahan dia mendudukkan tubuhnya. Jam menunjukkan pukul 2 siang, Livia mengeratkan selimutnya untuk menutupi tubuh nakednya. Dia teringat kejadian tadi, seharusnya pria itu masih di sini, kemana dia batin Livia mengedarkan pandangannya mencari Davian. Hingga pandangannya jatuh pada secarik kertas dengan ponsel keluaran terbaru di atasnya. Livia mengambil kertas itu dan membacanya dengan seksama.


"Ponsel ini untukmu, hanya ada nomorku di sana. Hubungi aku setelah kau bangun, dan jangan menghubungi siapapun tanpa persetujuanku. Ingat itu.'

_Davian_"

Livia mendengus kesal setelah membaca surat kecil itu, bahkan Davian masih saja mengancamnya seperti ini. Livia mengambil ponsel itu dan meletakkannya di atas nakas. Dia tidak berniat menghubungi Davian, biar saja Davian marah Livia tidak peduli. Livia berniat membersihkan diri dan setelah itu turun ke bawah untuk membantu bibi Shopia karena merasa jenuh di kamarnya.

Melihat kehadiran Livia, Shopia tersenyum dan menghampirinya, "Davian sedang ada urusan sebentar, dia bilang akan pulang sedikit larut malam. Duduklah bibi akan membuatkanmu makan siang."

Livia hanya tersenyum dan duduk di meja makan dengan lesu, berkali-kali dia membolak-balik ponselnya. Dia bimbang antara menghubungi Davian atau tidak, entah mengapa hatinya menjadi kalut seperti ini. Pikirannya meminta untuk menjauh, namun hatinya semakin dekat dengan pria itu. Itulah faktanya.

Shopia yang melihat gelagat Livia seolah paham apa yang sedang dia rasakan, "Davian menyuruhku untuk memberitahumu, setelah kau bangun kau harus menghubunginya. Apa kau sudah menghubunginya?"

"Hmmm?" Livia yang melamun hampir tidak mendengar ucapan Shopia, dia hanya mendongak dan menatap bingung Shopia.

"Ahh.. Ya. Aku akan menghubunginya nanti," lanjut Livia setelah tau arah pembicaraan Shopia.

Livia mengotak-atik ponselnya, dan memutuskan untuk menaruhnya kembali. "Bii, aku tidak ingin makan. Aku hanya ingin berkeliling mansion saja." ucap Livia berdiri dan menoleh mencari kesibukan di sekelilinya.

"Baiklah, jika kau lapar kau hanya perlu kemari." jawab Shopia seakan mengerti apa yang Livia rasakan. Bosan, itulah yang gadis itu rasakan.

Livia kembali ke kamarnya, berdiri menghadap jendela besar di sana. Mengapa Davian tidak memberinya nomor paman Jack, dia sangat merindukan kakeknya. Dengan berat hati Livia memutuskan untuk menelepon Davian, dan menanyakan kabar kakeknya tercinta. Livia menekan nomor satu dan pada deringan kedua panggilannya terhubung.

"Kau sudah bangun? Mengapa baru menghubungiku sekarang?" oceh seorang pria di seberang telepon.

"Kau dimana? Kapan kau pulang?" tanya Livia mengalihkan pembicaraan.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang