31. Naif

4.3K 194 75
                                    


"Kalo begitu cintai aku, jangan hanya mencintai tubuhku."

______________________________________

Happy Reading!!!

"Dimana dia? Apa dia belum bangun?" tanya Jack pada putranya yang sedang menyesap kopi panasnya.

"Entahlah," jawab Davian singkat.

Saat ini Jack dan Davian sedang melaksanakan aktivitas paginya. Mereka berdua sedang sarapan bersama, ini memang jarang terjadi semenjak Jack sibuk di Kanada menjaga Thomas. Mereka juga jarang sekali berbincang layaknya ayah dan anak, mengingat Davian masih menyimpan amarah di hatinya karena kepergian ibunya.

"Kau harus segera menikahinya." celetuk Jack menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya.

Davian menghentikan aktivitasnya dan menatap ayahnya dengan tatapan datar, dan kemudian dia tertawa ringan. "Tidak akan."

"Mengapa kau keras kepala sekali? Apa kau tidak merasa iba padanya? Suatu saat nanti kau juga harus menikah, mempunyai banyak anak dan membangun keluarga yang harmonis."

"Aku tidak butuh semua itu."

Jack menghentikan makannya dan meletakkan garpunya dengan kasar, memberi suara dentingan yang cukup keras. Saat Jack hendak mengeluarkan suaranya, dia melihat Livia keluar dari lift dengan menenteng koper besar di tangannya. Seketika itu membuat Jack terkejut, untuk apa Livia membawa koper itu.

Livia berjalan mendekat ke arah mereka berdua, dan duduk tepat di depan Davian.

"Pagi semua," sapa Livia memaksakan senyumnya.

"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau mengemasi semua barangmu? Kemana kau akan pergi? Kau tidak boleh pergi, karena paman tidak akan mengizinkannya." ujar Jack panjang lebar menatap Livia dengan tatapan serius.

"Aku akan pergi paman, aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Perjanjian itu sudah batal bukan, jadi paman harus melepaskanku." jawab Livia sesekali menatap Davian yang juga tengah menatapnya dengan mata gelapnya.

"Bodoh! Perjanjian itu belum berakhir Livia, Ayah hanya tidak ingin semakin menekanmu. Tapi tidak denganku, kau tidak akan bisa semudah itu lepas dari genggamanku." batin Davian menatap Livia dengan senyuman liciknya.

Perjanjian itu memang belum berakhir. Inti dari perjanjian itu ialah Jack akan mengupayakan kesembuhan Thomas dengan semua peralatan medis yang sangat mutakhir, membiayai semua biaya rumah sakit dan sebagainya. Bila Thomas meninggal, perjanjian itu tetap berlanjut sampai Livia bisa mengandung dan melahirkan, itulah akhir dari perjanjian itu.

"Apa kau akan kembali? Kau adalah tanggung jawab paman." Jack terlihat sangat khawatir.

"Aku tidak ingin di kasihani, jangan buat aku tampak menyedihkah paman. Aku baik-baik saja, sungguh."

"Dan aku tidak tau kapan akan kembali, tapi aku akan ke London. Ada beberapa temanku di sana, aku akan melanjutkan pendidikanku dan mencari pekerjaan di sana. Tidak ada yang perlu paman khawatirkan." lanjut Livia yang mendapat tatapan kecewa dari Jack.

"Kau harus kembali, jika kau tidak kembali paman akan tinggal di London dan selalu mengawasimu. Ingat itu,"

"Ayolah paman, biar-"

Jack berdiri dan meninggalkan Livia dengan kesal. Dia tidak ingin Livia pergi, tetapi dia juga tidak mempunyai hak untuk menahannya. Dia tidak ingin Livia semakin menjauh jika dia memanfaatkan perjanjian itu.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang