Terlihat seorang pria tua yang sedang modar mandir di terminal kedatangan bandara soekarno-hatta. Dia nampak resah dan gelisah karna sudah dua jam lamanya dia menunggu seseorang yang sangat dirindukannya. Berkali-kali dia melihat jam dipergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang tetapi yang ditunggu tidak kunjung datang juga. Berbeda lagi dengan seorang pria paruh baya yang duduk dengan tenang di sebelahnya sambil memainkan smart phonenya. Berkali-kali pria tua itu duduk kemudian berdiri lagi, seperti itu terus hingga pria disebelahnya merasa jengah karna melihatnya.
"Hai Thomas, apa yang kau lakukan? Kenapa kau tidak duduk saja? Tenanglah, sebentar lagi dia akan segera sampai," kata pria paruh baya itu yang berusaha menenangkan sahabatnya.
Sedangkan Thomas hanya melihatnya dengan kesal lalu berkata, "Kenapa dia lama sekali! Sudah dua jam kita menunggu! Atau mungkin terjadi sesuatu padanya, astagaaaa.. dimanaa cucuku sekarang Jack?!"
Jack berdiri lalu menepuk bahu Thomas, "Tenanglah.. Kenapa kau selalu berpikir negatif. Aku yakin dia baik-baik saja. Lagi pula apa kau tidak sadar, kau menjemputnya lebih awal dari jadwal kedatangannya. Pantas saja kita menunggu lama."
Jack hanya bisa menggelengkan kepalanya menghadapi sikap Thomas yang sudah pikun dan sering lupa akan sesuatu. Bahkan waktu penjemputan Livia seharusnya masih lama, tetapi dia memutuskan untuk menjemputnya 2 jam lebih awal agar hatinya merasa tenang. Jack pun hanya bisa menuruti sahabat satunya ini, dia juga tidak sabar untuk menemui gadis kecilnya yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri.
Thomas pun kembali duduk dengan lesu karna terlalu lama menunggu, hingga suara teriakan seorang gadis memekakkan telinganya.
"Kakek!!! Pamann!!!" Teriak gadis itu sambil berlari riang kearah kedua pria tersebut.
Thomas berdiri kembali dan langsung merentangkan kedua tangannya untuk memberi pelukan. Namun seketika matanya melongo dengan kelakuan sang gadis. Dia tidak memberinya pelukan, namun sebaliknya dia malah memeluk pria disebelahnya yang tidak lain adalah Jack.
"Pamaaann aku sangat merindukanmuuuuu.." Bisik gadis itu ditelinga Jack sambil memeluknya erat.
"Ohhh kelinci kecilkuuu,, paman juga sangat merindukanmu," jawab Jack yang membalas pelukan Livia sama eratnya.
"Bahkan cucuku sendiri telah melupakan kakeknya." Ujar Thomas yang kembali duduk dengan kesal karna melihat kehangatan antara sahabatnya dan juga cucunya.
Livia melepaskan pelukannya dan berbalas memeluk sang kakek.
"Apa yang kakek katakan. Aku sangat merindukanmu kakekku tersayang. Kau tau aku sama sekali tidak bisa makan, tidak bisa tidur. Aku selalu memikirkanmu." Ucap Livia merayu kakeknya. Thomas merajuk dan tidak membalas memeluk Livia.
"Lihatlah kelakuan kakekmu ini, dia seperti anak kecil sekarang," Kata Jack terkekeh melihat kelakuan Thomas yang tengah merajuk.
"Sudahlah kemari sayang jika kakekmu tidak memberimu pelukan, kembalilah kemari bersama pamanmu," Jack merentangkan tangannya bersiap memberi pelukan.
Namun dengan sigap Thomas langsung memeluk Livia dengan sangat erat.
"Tidak akan kubiarkan cucuku memelukmu lagi. Dia hanya milikku, kau tidak boleh memeluknya!" Ucap Thomas masih memeluk Livia erat seakan takut kehilangan.
"Kakek apa yang kau lakukan?! Aku tidak bisa bernafas," Protes Livia karna kehabisan nafas.
Thomas merenggangkan pelukannya dan mendaratkan ciuman di kedua pipi cucunya itu dengan gemas. "Kenapa kau baru pulang sekarang? Kakek sangat merindukanmu, mulai sekarang kakek tidak akan membiarkan kelinci kecil kakek ini untuk meninggalkan kandangnya. Kau dengar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...