Happy Reading!
"Tuan, saya sudah memaksanya untuk memakan makanannya. Tetapi dia tetap tidak mau menyentuhnya tuan," lapor seorang wanita yang berpakaian seperti pelayan.
"Mengapa dia selalu memancing emosiku?!"
Brandon berdiri dari duduknya dan bergegas ke kamar Livia. Dia mendorong pintunya dengan keras hingga membuat sang pemilik kamar terkejut. Livia yang berada di sana hanya diam dan mencoba bersikap tenang.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin mati? Kau tidak boleh mati sebelum melihat Davian hancur." tegas Brandon namun Livia malah mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah tidak mendengar ucapan Brandon.
Brandon melirik pelayannya memintanya untuk meninggalkan kamar ini.
"Tinggalkan aku, aku tidak ingin melihatmu." lirih Livia, dia begitu tertekan, wajahnya sangat pucat.
"Makan makananmu, jangan memancing emosiku."
"Pergi dari sini, aku tidak butuh belas kasihmu!"
Brandon tersenyum licik dan melangkah ke arah ranjang, kemudian dengan cepat dia merebahkan tubuh Livia dan menindihnya. Dia langsung melumat bibir Livia dengan sangat kasar.
Livia yang mendapat serangan ini sangat terkejut, dia mencoba bergerak namun jika dia banyak bergerak Brandon bisa melukai perutnya. Livia menangis di sela-sela ciumannya dengan Brandon. Brandon menahan kedua tangan Livia di atas kepalanya dengan tangan kirinya.
"Lepaskan aku brengsek!!" teriak Livia meludah di depan wajah Brandon.
"Ini akibatnya jika kau melawanku, batas kesabaranku sudah habis," sentak Brandon meremas payudara Livia dari luar dressnya.
Livia hanya bisa menangis, dia berusaha menggerakkan kakinya, namun pemberontakannya sia-sia.
Dengan cepat Brandon melepas celana jeansnya dan juga boxernya hingga bagian bawahnya telah sepenuhnya naked. Tak lupa dia menarik celana dalam Livia, dan menaikkan dressnya ke atas. Livia yang merasakan pergerakan aneh di bawahnya menggelengkan kepalanya dengan keras.
"Hakhhhh."
Brandon memasukkan dua jarinya ke dalam vagina Livia membuat tangis Livia pecah. Sungguh dia tidak sanggup menghadapi ini, rasanya dia ingin mati saja ketimbang harus melayani pria brengsek seperti Brandon.
"Jangan!! Hikssss... Kumohon jangan lakukan ini!!!" Teriak Livia sangat histeris menggelengkan kepalanya tidak sanggup melihat apa yang akan ia hadapi.
Tak mau menunggu lama, Brandon mengangkat pinggul Livia ke atas dan melesakkan penisnya ke dalam milik Livia membuat Livia bertambah histeris. Posisi ini begitu menyakiti Livia dan perutnya.
"Akhhh, punyamu rapat. Pantas saja Davian tidak membuangmu." Erang Brandon memejamkan matanya, penisnya masih diam dan belum bergerak. Dia menikmati penyatuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...