20. Salah Paham

6.1K 278 35
                                    

Terdapat bahasa kasar, umpatan, adegan kekerasan. Bisa skip aja kalo gasuka.

Happy Reading yaaa💙
______________________________________

Davian masih berbaring memeluk Livia, kemudian dia melirik ponselnya setelah merasakan nafas teratur Livia yang mulai terlelap tidur dalam dekapan hangatnya. Davian perlahan melepas pelukannya dan meninggalkan Livia yang tertidur di sana.

"Jaga dia, aku tidak akan lama. Jika dia terbangun dan mencariku maka katakan saja jika aku sedang mengurus sesuatu yang penting." perintah Davian pada seorang perawat yang senantiasa sigap di depan ruang yang di tempati Livia.

"Baik tuan," jawab perawat itu singkat dan berjalan masuk ke dalam.

Davian kemudian mengirim pesan pada seseorang yang sudah menunggunya. Dengan senyuman misteriusnya dia berjalan keluar meninggalkan rumah sakit. Kita lihat apa yang bisa kau lakukan, kau akan terima akibatnya, batin Davian mengepalkan tangannya.

Davian kembali ke mansionnya bersama Leo. Tanpa menunggu lama, dia segera menuju ruang bawah tanah, tempat yang sudah lama tidak dia kunjungi. Ruang bawah tanah yang hanya berisi ruangan khusus untuk melatih fisiknya juga untuk para pengawalnya. Di ujung ruangan juga terdapat ruangan kosong untuknya menghukum orang yang telah berkhianat padanya. Dengan tatapan mautnya, Davian bergegas memasuki ruangan di ujung lorong tersebut dan membuka pintunya dengan kasar. Ruangan itu tampak luas, para pengawal Davian sudah siap sedia menyambut tuannya. Yang paling menonjol di antara semuanya adalah seorang pria yang terlihat babak belur di tengah-tengah para pengawal Davian. Davian menatap tajam pria itu dan perlahan berjalan mendekatinya dengan senyuman miring di bibirnya, senyuman yang menyiratkan kebencian dan amarah terdalam dari dalam dirinya.

"Seharusnya kau tidak melakukan itu, seharusnya kau tidak mengkhianatiku Sam! Dengan melakukan itu, kau telah menyerahkan hidupmu padaku. Ingat itu," ucap Davian dengan nada tenang dan ekspresi datarnya, namun tersirat amarah dalam setiap kata yang dia ucapkan.

Sam tersenyum dan menatap mata elang Davian, "Seharusnya kau melihatnya, ketika dia mendesah memanggil namaku. Ohhh dia sangat nikmat, desahannya bisa membuatku gila."

BUGHHH!!!

Davian menendang tepat pada wajah Sam sehingga membuatnya terpelanting kebelakang dengan darah mengucur dari hidungnya.

"Tutup mulutmu itu! Kau harus mati di tanganku," bentak Davian mencengkeram kerah kemeja Sam.

"Aku sama sekali tidak takut denganmu!" Sam balik berteriak pada Davian.

"Baik. Mari kita selesaikan ini!" Davian melepas cengkeramannya, dan mengambil sebuah revolver yang dia simpan dalam kemejanya.

"Kau tau bukan, hanya orang kepercayaanku saja yang aku beri senjata ini dan kau harusnya tau jika senjata ini ilegal. Dan sekarang kau menggunakan senjata ini untuk membunuh wanita milik tuanmu?! Aku rasa kau sudah gila! Keberanianmu itu akan membuatmu tiada," ancam Davian mengokang revolver ditangannya Glock 20, yang dia pesan 5 bulan yang lalu. Dia hanya memberikan senjata itu pada beberapa pengawalnya yang dia percaya, sebab sangat sulit mendapatkan revolver jenis itu karena senjata yang dia pesan termasuk senjata ilegal.

Sam menelan ludahnya sendiri melihat Davian sudah mengarahkan senjata itu tepat pada kepalanya dan siap untuk menembak.

"Mengapa kau diam?! Dari mana aku harus memulainya? Kepala? Atau tepat pada jantungmu?! Ahhh lebih baik jika kita bermain-main sebentar bukan," Davian tersenyum dan langsung menarik pelatuk pada pistolnya, menembak perut bagian kanan Sam. Sama seperti yang Sam lakukan pada Livia.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang