"Apa kau merasa malu sayang," kekeh Davian dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya.
Dengan tangan bergetar Livia mulai menurunkan resliting dressnya yang berada dibelakang punggungnya. Livia memejamkan matanya, dia tidak mampu lagi menahan tangis yang sedari tadi ia coba tahan. Perlahan tapi pasti dia mulai menurunkan dressnya. Dress yang dia kenakan pun terlepas dari tubuhnya, menampilkan lekak lekuk indah bagian tubuhnya. Davian yang melihat itu hanya bisa terperangah kagum dengan bentuk tubuh Livia.
"Berbaliklah sayang," suara Davian terdengar serak dan sexy.
Livia meneteskan butir demi butir air matanya kemudian dia berbalik menghadap Davian. Harga diri dan kehormatannya benar-benar hancur, dia sama sekali tidak punya keberanian untuk menghadapi kakeknya nanti.
Saat ini Livia benar-benar hampir naked, hanya tersisa bra dan underwear nya saja yang masih melekat ditubuhnya. Livia menatap Davian dengan tatapan penuh kebencian dan air mata yang tidak mau berhenti mengalir di pipinya. Livia mengambil nafas dalam, dan memejamkan matanya rapat dia tidak bisa melihat dirinya mendapat perlakuan seperti ini. Dengan tangan bergetar, perlahan Livia membuka pengait bra-nya. Setelah pengaitnya terlepas, Livia perlahan menurunkan bra-nya hingga bra yang dipakainya jatuh ke lantai.
Sementara Davian, pria itu sudah tidak bisa menahan nafsu yang membakar dirinya, seketika langsung menyerang Livia. Davian mengangkat tubuh Livia dan melemparnya ke kasur king size di belakangnya hingga tubuh kecil Livia terpantul-pantul diatas ranjang. Bergegas Davian membuka jas dan kemeja yang masih melekat ditubuhnya juga celana yang masih dia pakai.
Livia yang merasa terkejut membuka matanya, dan seketika dia melotot melihat Davian melepas semua pakaiannya sendiri. Livia berpaling saat Davian benar-benar telanjang bulat. Dia merasa sangat jijik.
Sebelum itu Davian mencari sesuatu di dalam lemari penyimpanannya. Mencari sesuatu yang terlihat sangat penting baginya. Sial pengamanku habis, batin Davian kesal. Davian memang tidak berniat menghamili Livia, dia hanya ingin bermain-main dengan gadis pilihan ayahnya ini.
Livia menyelimuti dirinya sendiri, dia hanya bisa menangis melihat tubuhnya yang sudah setengah telanjang. Livia sangat ketakutan ketika Davian kembali mendekatinya, Davian bahkan tidak malu berjalan dengan keadaan telanjang bulat, sungguh kehilangan akal pria ini.
Davian menarik selimut yang menutupi tubuh Livia dan membuangnya jauh. Kemudian dia menindih tubuh Livia dan mulai mencumbuinya.
Davian mulai kembali mencium paksa Livia dengan sangat brutal. Livia berusaha sekuat tenaga memukul dada bidang Davian, berusaha menjauhkan pria itu darinya namun semua itu sia-sia, Davian menahan kedua tangan Livia di atas kepalanya dengan satu tangan. Davian meremas gundukan payudara Livia, agar Livia mau membuka mulutnya. Dan serangannya berhasil, Davian menelusupkan lidahnya masuk mulai menyecap, melumat dan menggigit lidah kaku Livia. Livia hanya bisa meneteskan air matanya, berkali-kali kakinya ingin menendang junior Davian namun selalu gagal. Sengatan demi sengatan yang Davian lakukan berhasil membuatnya tak berdaya.
Davian melepaskan ciumannya dan turun ke leher jenjang Livia. Davian berkali-kali menyesap leher Livia hingga menimbulkan banyak jejak kepemilikannya di sana. Cumbuannya turun di kedua gundukan payudara Livia. Davian mulai memainkan ujungnya dengan tangannya, dan mulai menggigitnya nakal. Davian menyesap ujung gundukan payudara Livia dan sesekali menggigitnya menimbulkan gelayar aneh pada tubuh Livia yang sama sekali belum pernah dia rasakan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...