"Livia!! Livia!! Bangunlah sayang!! Livia!! " jack yang melihat Livia pingsan menepuk pipinya berkali-kali untuk menyadarkannya. Namun nihil, Livia masih memejamkan matanya. Kemudian Jack membawanya ke ruang pemeriksaan untuk mendapat perawatan dokter. Apa yang Jack lakukan, pasti saat ini Livia merasa sangat tertekan. Tetapi Jack tidak bisa membatalkan rencananya, ini adalah kesempatan terbaik yang dia punya untuk memaksa Livia mengandung pewaris keluarga Hernandez.
Jack berkali-kali mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, menunggu dokter keluar. Dokter pun keluar dari ruangan tersebut.
"Apa dia baik-baik saja dok?" tanya Jack sangat khawatir.
"Dia baik-baik saja hanya sedikit kelelahan, tidak ada yang perlu anda khawatirkan tuan," doter tersebut tersenyum dan berlalu meninggalkan Jack.
Jack sangat lega mendengar Livia baik-baik saja. Dia melihat Livia dari luar, dan berlalu pergi menelfon seseorang.
Tidak lama kemudian seorang pria berbadan tegap datang dengan membawa sebuah map ditangannya. Pria itu tidak lain adalah Billy, orang kepercayaan Jack. Dia datang ke rumah sakit atas perintah tuannya.
"Apa kau sudah menyiapkan semuanya?" tanya Jack kepada pria didepannya.
"Sudah tuan, semua yang ada butuhkan ada disini." jawab Billy menyerahkan mapnya kepada Jack.
Jack mengambil mapnya dan memeriksanya dengan teliti. Dia tersenyum senang kemudian berdiri menepuk bahu Billy, "Kau memang selalu bisa diandalkan. Ooh,, apa kau sudah menyuruh Davian pulang ke Indonesia?" tanya Jack lagi
"Sudah tuan. Tuan Davian sudah sampai di Indonesia 15 menit sebelum saya sampai disini,"
"Baguslah. Dia harus melaksanakan tugasnya dengan baik," Jack tersenyum miring dan masuk ke ruang rawat umum, ruangan tempat Livia dirawat dengan membawa map ditangannya.
______________________________________
Samar-samar Livia membuka matanya, dan yang pertama kali dia lihat adalah pamannya yang duduk disampingnya. Dia melihat ke sekeliling dan tidak menemukan siapapun, hanya ada pamannya yang menemaninya disini. Dia mulai menangis karena mengingat kejadian tadi siang, ternyata itu semua bukanlah mimpi. Kakeknya memang benar-benar mengalami kecelakaan dan yang paling membuatnya tidak bisa menahan tangisnya adalah pamannya sendiri berusaha menghancurkannya.
Livia menatap pamannya, seketika dia bangun dan beringsut mundur menjaga jarak dari pamannya. Ada rasa waspada dalam diri Livia yang mengharuskannya melakukan itu.
"Tenanglah sayang, apa yang kau takutkan dari pamanmu ini? Paman sama sekali tidak berniat menyakitimu," ucap Jack berusaha menenangkan Livia. Livia hanya diam, hanya rasa takut yang dia rasakan. "Paman hanya ingin membantumu sayang,"
"Apakah ini yang disebut bantuan?!"
"Tidak ada pilihan lain Livia, kau adalah gadis pilihan bibi marine. Kau harus melahirkan pewaris keluarga Hernandez, kumohon pikirkanlah ini sekali lagi. Kakekmu sedang sekarat disana, dia harus segera mendapat tindakan yang tepat agar nyawanya tertolong." jelas Jack menggenggam tangan Livia dan menatapnya penuh harap.
Livia melepaskan genggaman pamannya, menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aku tidak akan melakukannya, pasti ada cara lain. Aku akan men..."
"Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mencari ayahmu? Sadarlah sayang, dia saja sama sekali tidak peduli dengan ibumu apalagi denganmu. Kumohon bukalah matamu dan pikirkan ini baik baik,"
Livia terdiam, apa yang dikatakan pamannya memang benar adanya. Ayahnya sama sekali tidak bisa diandalkan, tapi bagaimana dengan Peter? Livia sangat mencintainya dan bahkan hari ini adalah hari pertunangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...