56. Masuki Aku

2.5K 65 5
                                    

Happy Reading!

Seminggu sudah berlalu, Livia kembali pada rutinitasnya yang dulu sebelum meninggalkan mansion megah ini. Mulai dari menyiapkan pakaian Davian, juga memasak untuknya. Percuma saja Davian melarangnya, Livia sangat keras kepala. Davian hanya bisa meminta para pelayannya untuk menjaga Livia dengan baik ketika dirinya berada di kantor. Namun akhir-akhir ini Davian mengambil banyak cutinya. Seperti saat ini, dia sedang menyuapi Livia di depan kolam renang lantai dua mansionnya.

 Seperti saat ini, dia sedang menyuapi Livia di depan kolam renang lantai dua mansionnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaaa..." perintah Davian pada Livia yang menutup rapat bibirnya.

Livia malah bersender pada dada bidang Davian dan memainkannya dengan jarinya, membuat pola-pola aneh di dadanya.

"Ayolah, jangan merajuk seperti itu. Semua buah ini untuk anak-anakku,"

Livia malah mengerucutkan bibirnya sembari menggelengkan kepalanya.

Davian mencubit hidung Livia dengan tangan kirinya membuat Livia mengaduh kesakitan, tangan kanan Davian yang di jadikan bantal Livia pun tak diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davian mencubit hidung Livia dengan tangan kirinya membuat Livia mengaduh kesakitan, tangan kanan Davian yang di jadikan bantal Livia pun tak diam. Davian menjejalkan potongan apel itu ke mulut Livia dengan tangan kanannya.

"Sakittt." sungut Livia mendelik sambil mengunyah apel dalam mulutnya.

"Aku sudah kenyang, jangan memaksaku terus. Jika begini lebih baik kau pergi ke kantor, dari pada terus memaksaku."

Davian malah tersenyum lebar melihat tingkah Livia. Ingin sekali dia melumat bibirnya saat ini juga. Tapi Davian takut, dia takut tidak bisa mengendalikan nafsunya untuk menyetubuhi Livia hingga membuatnya menjerit. Semenjak Livia di sini, Davian belum pernah sekalipun menyetubuhinya. Dia teramat takut untuk membuat Livia terluka.

Berbeda halnya dengan Livia, Livia merindukan sentuhan dari prianya. Akhir-akhir ini Livia mudah kesal, dia curiga jika Davian memiliki wanita lain. Jika memang Davian mencintainya, lalu mengapa dia tidak menyentuhnya. Hanya itu yang Livia pikirkan. Memikirkannya membuat darah Livia mendidih, padahal Livia sudah memberinya banyak kode. Tapi mengapa pria itu tetap tidak peka? Haruskah Livia yang memulai lebih dulu?

"Tidak! Bagaimana mungkin aku memintanya, pasti dia besar kepala jika aku memintanya. Tapi aku sangat menginginkannya," batin Livia menggeleng keras.

Love Is You 21+ [Fast Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang