Pintu terbuka dari luar, terlihat Shopia berjalan tergesa diikuti dua orang pria di belakangnya. Dua pria tersebut adalah Taylor dan dokter Charlie, dokter pribadi Davian.
"Tolong periksa dia dok," pinta Shopia terlihat khawatir.
Dokter Charlie mendekat dan mulai memeriksa keadaan Livia. "Bisakah kita bicara?"
Shopia mengangguk menyuruh Taylor dan Sam keluar.
"Kembalilah ke kantor, aku akan mengurusnya. Berikan berkas itu pada tuan, pasti sekarang dia mencarimu," perintah Shopia pada Taylor yang hanya mengangguk dan berlalu pergi keluar.
"Kembalilah ke bawah Sam," ucap Shopia singkat kepada Sam yang juga terlihat khawatir pada Livia.
"Tidak. Ehmmm maksudku aku akan menunggu dokter Charlie selesai memeriksanya," jawab Sam masih berdiri ditempatnya berdiri.
"Aku akan mengurusnya, kembalilah kebawah." Shopia menatap Sam tajam dan menyuruhnya keluar.
Setelah Sam dan Taylor pergi, barulah Shopia mulai membuka pembicaraannya dengan dokter Charlie, "Ada apa dok?"
"Dia baik-baik saja, hanya kelelahan dan butuh banyak istirahat. Sampaikan ini pada Davian, jangan melakukan hubungan seks sebelum keadaannya membaik. Minimal satu minggu untuk melakukannya lagi. Padahal baru kemarin aku katakan padanya, jika berhubungan seks, setidaknya berikan waktu istirahat untuk lawan mainnya. Bukan seperti ini, bahkan punggungnya penuh dengan luka." jawab Charlie membuang nafasnya kasar. Dokter Charlie tau persis sifat buruk Davian jika bermain ranjang dengan para wanitanya. Dia sudah sering menangani kasus seperti ini, sehingga dia sudah paham betul dengan perilaku Davian.
"Dia baru dua hari di rumah ini, tapi keadaannya sudah seperti ini," gumam Shopia menatap Livia merasa iba.
"Pastikan dia meminumnya," Dokter Charlie menyodorkan beberapa obat untuk Livia minum.
"Baik dok, terimakasih untuk semuanya. Mari saya antar anda ke depan," Shopia mempersilahkan dokter Charlie keluar dan mengantarkannya ke depan.
Shopia kembali ke kamar Livia dan duduk di sampingnya. Dia menggenggam tangan Livia dan menatapnya nanar. Aku akan melindungimu bagaimanapun caranya Livia, batin Shopia menghela nafas dalam. Shopia melihat pergerakan tangan Livia. Livia membuka matanya dan mulai sadarkan diri. Shopia langsung mengambil air minum dan membantu Livia meminumnya.
"Kau sudah sadar, apa kau baik-baik saja?" tanya Shopia khawatir membantu Livia duduk. Livia hanya menganggukkan kepalanya dan menatap Shopia. "Sekarang makanlah ini, bibi akan menyuapimu," Shopia menyuapi Livia namun dengan cepat Livia menghentikan tangannya.
"Aku tidak lapar bii, bisakah bibi tinggalkan aku sendiri."
"Kau belum makan sampai sekarang, pikirkanlah kesehatanmu sayang." pinta Shopia kembali menyuapi Livia, namun Livia menepis tangan Shopia sehingga makanannya jatuh ke lantai.
"Kumohon jangan paksa aku bii, aku ingin sendiri. Keluarlah, tinggalkan aku sendiri!" Livia memalingkan wajahnya dan membaringkan tubuhnya membelakangi Shopia yang menatapnya pasrah.
Shopia menyelimuti tubuh Livia dan meninggalkan kamarnya membiarkan Livia sendiri untuk menenangkan pikirannya. Sementara Livia kembali teringat kejadian tadi malam yang membuat jiwanya sedikit terguncang. Livia hanya diam dan menatap kosong dinding di kamarnya dengan segala kekalutan yang bergemelut dipikirannya. Ingin sekali Livia bertemu dengan kakeknya, menumpahkan segala kesedihannya. Namun sekali lagi Livia sadar, jika saat ini dia sedang menjalankan kesepakatan antara dirinya dengan Jack demi menyelamatkan kakeknya. Sehingga sebesar apapun luka yang harus dia alami, dia harus menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...