"Kau sangat tau aku bisa melakukan hal yang lebih jauh dari ini. Jika kau membiarkan pria itu mendekatimu, maka kau akan melihatnya jatuh. Tidak hanya dia, akan kubuat perusahaannya hancur begitu pun dengan orang tuanya. Kau akan melihat aku menghancurkan orang di sekelilingmu satu persatu. Aku tidak segan melukai orang di sekelilingmu, kau perlu ingat itu."
_Davian Lao Hernandez_
______________________________________
Happy Reading💙Semua orang yang duduk disana seketika berdiri dan menunduk sebagai tanda hormat pada pria yang baru saja memasuki ruang rapat. Davian menatap dingin pada wanita hamil di depannya dengan senyuman miringnya yang sulit di artikan. Senyuman yang mengatakan seolah semuanya berada di genggaman tangannya, Davian sangat puas. Ya, Davian lah Investor terbesar di perusahaan yang Ivan perjuangkan saat ini. Davian mengangkat tangannya membuat semua orang kembali duduk di kursinya masing-masing, dia masih menatap Livia yang saat ini semakin gugup dan takut.
Livia meremas map di tangannya, bodohnya dia tidak mengenal nama Davian. Davian Lao Hernandez, seharusnya dia sudah menduga hal ini sebelumnya. Bagaimana dia bisa tidak mengetahui ini? Livia merutuki kebodohannya sendiri.
Sebenarnya saat Ivan dan Livia melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia, klien yang mereka temui adalah Davian. Namun saat itu, Davian sedang sangat frustasi sehingga tidak bisa menemui mereka. Ini adalah suatu kebetulan yang membantu Davian menemukan Livia saat mengunjungi pemakaman ibunya.
"Semoga perjalananmu menyenangkan Mr. Lao," sapa Ivan tersenyum ramah.
"Tentu saja," balas Davian duduk di kursi utama.
Ivan mengangguk pada Livia, memberi kode pada dirinya agar dia bisa segera memulai rapat dan presentasinya. Livia menyampaikan semua presentasinya dengan sangat baik. Mulai dari keuntungan, lokasi strategis dan strategi pemasaran, dia menyampaikannya dengan sangat percaya diri sehingga mendapat reaksi positif dari semua orang. Dia juga dengan lantang menjawab pertanyaan dari semua orang dengan sangat jelas, Livia berhasil mengambil hati dari para investor untuk mempercayainya.
Tanpa terasa rapat berlangsung selama 45 menit, dan selama itu juga Livia berdiri di sana membuat kakinya sangat pegal. Livia berulang kali membuang nafasnya ketika merasakan perutnya yang terasa nyeri, namun dia tetap memaksakan senyumnya. Ivan mengancungman dua jempolnya ke arah Livia, seolah mengatakan dialah yang terbaik. Pemandangan ini tak luput dari mata Davian, dia hanya diam dengan tatapan angkuhnya.
"Kau menjelaskannya dengan sangat rinci, sekarang aku bisa mempercayakan uangku pada perusahaan ini." ujar seorang pria tua yang biasa dipanggil Mr. Jinu.
"Terimakasih," Livia mengatakannya dengan senyum manis di wajahnya, sungguh dia sangat puas.
Saat semua orang fokus dengan berkas yang mereka terima, berkas mengenai isi laporan yang Livia presentasikan juga berkas kontrak yang akan mereka tandatangani. Davian memijit pelipisnya dengan tatapan tajam masih menghunus pada Livia. Dia menautkan kedua alisnya, ketika melihat Livia menggigit bibir bawahnya seperti menahan sakit. Keringat dingin membasahi kening Livia, berulang kali ia mengusap perutnya. Berdiri selama hampir satu jam membuat Livia sangat kelelahan, dan Davian sadar akan hal itu. Tatapannya semakin tajam, tangannya mengepal kuat ketika melihat pemandangan di depannya.
"Kau tampak sangat pucat, duduklah kau pasti sangat lelah berdiri hampir satu jam." ucap Ivan berdiri dari duduknya dan memberikan kursinya pada Livia.
"Tidak, terimakasih." jawab Livia yang merasa sungkan.
"Duduklah, aku tau rasanya berdiri selama satu jam selama hamil besar seperti itu. Kau tak perlu sungkan," ujar Ny. Helena yang mengangguk pada Livia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...