Livia hanya diam menatap takut Davian, matanya begitu gelap dan tatapannya begitu tajam pada Livia.
"Sekarang lepaskan gaunmu." perintah Davian menghempaskan rambut Livia dengan kasar.
"Tidak akan! Aku tidak akan menyerahkan tubuhku padamu, sudah cukup! Aku ingin pergi jauh darimu."
Ucapan Livia berhasil membuat Davian geram. Davian mengertakkan giginya dan mendorong tubuh Livia ke ranjang hingga tubuhnya terpantul di sana. Dengan cepat Davian menarik gaun Livia dengan paksa hingga gaun satin itu sudah terlepas menampilkan tubuh Livia yang tidak terbungkus apapun kecuali underwear.
Livia memundurkan tubuhnya menggelengkan kepalanya, menatap takut Davian yang sudah kehilangan kendali. Davian melepas celana formalnya hingga menyisakan boxernya. Dia menindih Livia dan mencekiknya, hingga membuat Livia membelalakkan matanya tidak percaya. Livia mencengkeram tangan Davian saat cekikan itu semakin kuat, hingga memperlambat saluran pernafasannya.
Kaki Livia terus memberontak, matanya memerah dia benar-benar sudah tidak bisa bernafas, apakah Davian ingin membunuhnya. Dia seperti tidak mengenal Davian, dia bukanlah Davian yang tadi bersikap sangat manis padanya.
Livia terbatuk dan dengan rakus menghirup udara sebanyak-banyaknya saat Davian melepas cekikan itu. Livia menyentuh lehernya yang terasa sakit dan menatap Davian benci juga takut, tubuhnya bergetar hebat dia tidak percaya mendapat perlakuan itu dari Davian.
"Aku tidak menerima penolakan!" Davian menyobek underwear Livia kemudian membalik tubuh Livia dengan posisi tengkurap.
Davian menampar bokong Livia dengan keras, detik berikutnya dia manarik pinggul Livia ke atas dan melepas vibrator yang masih mendiami milik Livia.
"Kali ini, aku akan menghukummu dengan milikku, kau pasti akan sangat menyukainya." bisik Davian melepas boxernya dan bersiap memasukkan miliknya ke dalam milik Livia yang sudah tersaji di depan matanya.
"Akkkkh ahhh.." Livia meringis menahan sakit di bawah sana, ketika Davian memasukkan miliknya tanpa pemanasan, di saat milik Livia masih sangat kering.
Davian menjambak rambut Livia, menaikkan pinggulnya dan terus memaksa masuk. Milik Davian terasa sesak untuk memasuki milik Livia hingga dia mendorongnya beberapa kali membuat Livia menggigit bantalnya untuk melampiaskan sakit yang dia rasakan.
"Ughhh.." lenguh Davian saat miliknya sudah sepenuhnya masuk. Dia langsung memompanya dengan kasar meskipun sedikit susah karena belum basah.
Livia merintih di bawah sana, Davian semakin brutal memompa miliknya seolah mengatakan jika dirinya lah yang berkuasa atas tubuh Livia. Tubuh Livia terus terdorong maju mundur mengikuti ritme Davian yang semakin lama semakin kasar.
"Akhhhahhhh, Davhhh!" rintih Livia karena Davian terus menekan titik sensitifnya.
Davian merasakan milik Livia yang terus memijat miliknya semakin menjepit hingga milik Livia terasa berkedut tanda akan mencapai pelepasannya.
"Engghh.." Davian menambah ritmenya menekan titik sensitif Livia beberapa kali, hingga dia menyemburkan spermanya di rahim Livia, seiring dengan tarikan rambut Livia yang semakin kuat.
"Akkkk!" Livia merasa aneh, sesuatu yang berbeda terasa di perut bagian bawahnya. Livia mengernyit merasa sakit saat Davian terus memompanya dengan brutal, oh sungguh ini tidak seperti biasanya.
Davian membalik tubuh Livia, melihat mata Livia yang sudah sembab tidak membuat Davian menghentikan aktivitasnya. Davian membuka lebar paha Livia, dan kembali menghujami milik Livia dengan kasar. Tangannya meremas kuat payudara Livia, hingga membuat Livia bergerak gelisah di bawah kendalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is You 21+ [Fast Update]
RomancePart masih lengkap, buruan baca! Cerita ini mengandung unsur dewasa (21++) dan kekerasan, harap bijak dalam membacanya. _________________________________________ "Hal yang paling bodoh dan tidak berguna adalah cinta seorang pria." _Livia Monica (2...